PADANG, KompasProperti - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan target pembangunan 65 bendungan selama 2015-2019. Di antara target sebanyak itu, baru tujuh bendungan yang telah dirampungkan hingga akhir 2016.
Ketujuh bendungan itu adalah Bendungan Jatigede, Bendungan Bajulmati, Bendungan Nipah, Bendungan Titab, Bendungan Paya Seunara, dan Bendungan Teritib.
Sementara itu, pada 2017 ditargetkan tambahan tiga bendungan selesai yaitu Bendungan Raknamo, Bendungan Tanju, dan Bendungan Marangkayu.
Hingga akhir 2019, pemrintah menargetkan pembangunan 29 bendungan selesai, sehingga, menambah tampungan air sebanyak 2 miliar meter kubik.
Untuk tahun ini, akan dibangun sembilan bendungan baru dengan total kebutuhan dana untuk konstruksi dan supervisi senilai Rp 18,25 triliun.
Kesembilan bendungan itu yakni Bendungan Rukoh di Aceh, Bendungan Way Apu di Maluku, Bendungan Baliem di Papua, Bendungan Lausimeme di Sumatera Utara, dan Bendungan Sidan di Bali.
Kemudian Bendungan Pamukkulu di Sulawesi Selatan, Bendungan Komering II di Sumatera Selatan, Bendungan Bener di Jawa Tengah, dan Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan 65 bendungan yang tengah dilakukan adalah untuk meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan menjadi 19 persen sehingga meningkatkan jumlah dan hasil panen sehingga mendukung ketahanan pangan nasional.
Basuki menuturkan, tercapainya target pembangunan 65 bendungan tergantung kekompakan seluruh pihak yang terlibat.
“Pembangunan bendungan tidak sederhana. Diperlukan tenaga ahli yang terlibat harus memiliki sertifikat keahlian, tidak cukup sarjana atau doktor di bidang Teknik Sipil saja” kata Basuki.
Namun, yang baru dimanfaatkan saat ini baru sekitar baru sekitar 691,3 miliar meter kubik/tahun.
Artinya masih terdapat 3,2 triliun m3/tahun atau sekitar 80 persen yang belum dimanfaatkan untuk menunjang sektor pertanian, air baku perkotaan dan industri, pembangkit energi listrik dan pariwisata.
Selain itu, potensi SDA tersebut bila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan banjir dan longsor pada saat musim hujan dan kekeringan saat terjadi musim kemarau.
"Kita harus tetap waspada dan siaga dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi. Dalam hal ini, peran bendungan sebagai penampung air pada musim penghujan dan menyuplai air pada musim kemarau perlu dioptimalkan," tutup Basuki.