TANGERANG SELATAN, KompasProperti - Tingginya angka kemacetan di kota besar seperti DKI Jakarta, membuat kota-kota satelit di sekitarnya, seperti Bintaro, kerap menjadi sasaran alternatif untuk dikunjungi.
Tak hanya untuk liburan, tetapi juga menyelenggarakan kegiatan perkantoran seperti rapat atau meeting.
General Manager Aviary Hotel Didit Anthony mengatakan, dari hasil kajian yang dilakukan, tingkat okupansi hotel di Bintaro cukup tinggi, mencapai 80 persen. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu, bisa sempurna 100 persen.
"Kami melihat jumlah hotel di Bintaro belum terlalu banyak. Kami punya target, running okupansi pada tahun ini di atas 70 persen," ucap Didit saat soft launching Aviary Hotel Bintaro, Selasa (16/5/2017).
Sementara itu, Chief Executive Officer Aviary Hotel, Aswin Sumampau menilai, saat ini banyak perusahaan besar yang memutuskan untuk berpindah lokasi ke kota-kota penyangga.
Hal itulah yang melandasi dibangunnya hotel yang bernaung di bawah PT Sumampau Hotels and Resorts itu di kawasan tersebut.
"Jadi kami lihat market yang sangat besar, okupansi yang sangat besar," kata dia.
Menurut Aswin, masyarakat Indonesia yang menginap di sebuah hotel cenderung berorientasi pada layanan.
Karena itu, dengan mengusung konsep lifestyle, ia berharap, hotel yang mulai dibangun dengan menghabiskan anggaran Rp 150 miliar itu dapat memenuhi ekspektasi masyarakat, khususnya generasi milenial.
Untuk saat ini, Aswin menambahkan, proses pengerjaan hotel belum seluruhnya rampung, terutama lamdamg burung raksasa atau giant bird cage, yang bakal menjadi ikon hotel tersebut.
"Walaupun belum rampung, berikutnya kami sedang (studi) dalam beberapa kota. Kita punya potensi di Bangka, di Medan juga. Tapi kami sedang pelajari bagaimana market bisa terima," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.