Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Properti Tertinggi Terjadi di China

Kompas.com - 09/05/2017, 19:26 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KompasProperti - Harga properti perdana di kota-kota terkemuka di seluruh dunia meningkat sebesar 4,3 persen dalam 12 bulan sampai Maret 2017. Indeks global terbaru yang dirilis Knight Frank menunjukkan, peningkatan ini dipimpin oleh kota-kota di China.

"Pertumbuhan terkuat tercatat di Guangzhou dengan harga 36,2 persen lebih tinggi daripada Maret 2016," ujar kepala penelitian residensial internasional di Knight Frank, Kate Everett-Allen.

Namun, harga di Guangzhou meningkat dari basis yang lebih rendah dengan ketersediaan pasokan lebih ketat.

Indeks Knight Frank juga menunjukkan, harga properti di pusat teknologi dunia mengungguli yang ada di pusat keuangan dunia. Beijing dan Shanghai juga terlihat pertumbuhan yang kuat, dengan rata-rata 26,3 persen.

Pembuat kebijakan di kota dinilai telah lamban untuk memberi pembatasan sebagai upaya mendinginkan pasar properti.

Harga yang merangkak naik juga terjadi di Toronto di Kanada. Di kota tersebut, pembatasan pada pasar baru diperkenalkan dengan kenaikan nilai 22 persen.

Akibatnya, pajak properti tambahan diberlakukan untuk pembeli asing, serupa dengan yang sudah ada di Vancouver.

"Meskipun dunia berada dalam keadaan politik dan ekonomi yang terus berubah saat ini, kita melihat adanya tingkat investasi mengalir ke pasar properti mewah," kata Allen.

Kenaikan indeks kuartal ini sebagian besar dapat dikaitkan dengan kota-kota di China yang terus mendominasi puncak peringkat.

Kota-kota lain yang terlihat pertumbuhan harga yang kuat meliputi Seoul dengan kenaikan 17,6 persen, Stockholm naik 10,7 persen, Berlin naik 8,7 persen dan Melbourne naik 8,6 persen.

Menurut laporan indeks, semua kota ini memiliki kelompok bisnis teknologi terkemuka.

Selain itu, properti di pusat keuangan yang mapan di dunia menghadapi pertumbuhan harga yang lebih lambat, yakni rata-rata 3,2 persen per tahun.

Ini jauh tertinggal dengan properti di hub teknologi yang melihat kenaikan harga rata-rata 7,4 persen selama periode 12 bulan.

Sementara itu, meskipun harga perdana turun 6,4 persen di London hingga Maret, pertumbuhan per kuartal dilaporkan naik ke tingkat tertinggi sejak Mei 2016.

Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa London memasuki periode stabilisasi.

Kota-kota lain di Asia juga mencatat pertumbuhan yang lebih banyak dengan harga di kota-kota utama di kawasan ini termasuk kenaikan 5,3 persen di Hong Kong dan 4 persen di Singapura.

Pada Maret, Singapura mengurangi bea penjualan dari 16 persen menjadi 12 persen yang menurut laporan menunjukkan sikap pelunakan bagi pengembang.

"Tapi langkah seperti itu tidak mungkin membuka kesempatan ke spekulan karena bea pembeli 15 persen untuk pembeli asing tetap ada," sebut Everett-Allen.

Dua kota baru telah ditambahkan ke indeks yakni, St Petersburg dan Istanbul. Harga di St Petersburg turun 2,1 persen YoY dan di Istanbul turun sebesar 8,3 persen.

Kota-kota lain yang mengalami penurunan secara signifikan termasuk Moskow, yang turun 7,3 persen dari tahun ke tahun, Zurich 7 persen, London turun 6,4 persen dan Taipei 6,3 persen.
Harga cukup stagnan tercatat di Roma dan turun 0,9 persen di Milan, 2 persen di Wina dan Jenewa, turun 2,6 persen. Adapun di Delhi dan Nairobi turun 2,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com