Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Revitalisasi Rawapening Dibawa ke Bappenas

Kompas.com - 06/05/2017, 20:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KompasProperti - Pengangkatan gulma eceng gondok dari danau Rawapening, Kabupaten Semarang, sudah berlangsung sejak Januari 2017.

Setiap harinya tiga buah kapal aquatic yang dioperasikan dari dermaga Sumurup, Desa Asinan, Bawen, mengangkat hampir satu hektar eceng gondok ke daratan.

Hari demi hari, tumpukan eceng gondok di dermaga Sumurup semakin tinggi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mulai khawatir eceng gondok yang makin menggunung, tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan permasalahan baru.

"Kita butuh transportasi untuk membawa eceng gondok di sana, karena lambat sekali. Ngambilnya satu hektar satu hari, membuangnya kurang dari itu karena armadanya kurang," kata Bupati Semarang, Mundjirin, Sabtu (6/5/2017).

Terkait hal itu, telah dijadwakan Rabu (10/5/2017) mendatang pihaknya akan melaporkan perkembangan terbaru dan usulan rencana ke depan terkait revitalisasi Rawapening kepada Bappenas, di Jakarta.

Rencana dan usulan yang akan disampaikan ke Bappenas itu antara lain adalah pemanfaatan enceng gondok untuk pupuk dan pembuatan pelet atau briket enceng gondok.

"Kalau sudah dibersihkan selesai, ke mana sebetulnya setelah itu? What's next-nya itu? Mudah-mudahan ada perhatian dari pusat, karena kita tidak bisa membiayai itu," ujarnya.

Baca: Satu Hektar Per Hari, Pembersihan Eceng Gondok Rawapening

Namun untuk mewujudkan kedua rencana tersebut, diperlukan penambahan lokasi penampungan eceng gondok dan armada untuk mengangkutnya.

Kompas.com/ Syahrul Munir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono berbincang dengan Bupati Semarang disela meninjau proses pembersihan enceng gondok Rawapening di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).
Pembuatan briket sejauh ini sudah diinisiasi oleh PT Sidomuncul kendati produksinya baru sebatas untuk memenuhi kebutuhan internal.

"Briket termasuk yang akan disampaikan (ke Bappenas). Sidomuncul sudah memberi lampu hijau, tapi tidak mungkin menerima yang masih campur lumpur, pasti yang sudah bersih atau dicuci," tutur Mundjirin.

Pengelolaan eceng gondok sebelum siap menjadi bahan baku pupuk atau pun briket ini, dalam pandangan Mundjirin bisa dilakukan oleh BUMD.

Pihaknya sudah memerintahkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk mencari lokasi penampungan eceng gondok guna mengurangi tumpukan yang saat ini terkonsentrasi di dermaga Asinan.

"Akan ada tambahan alat untuk ambil dari rawa ke pinggir, yang dari pinggir ke darat tidak ada. Ini semakin banyak (menumpuk), kita harus segera," sebut dia.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR akan menambah tiga hingga empat titik lokasi pengambilan enceng gondok ke daratan selain yang di dermaga Sumurup berikut alatnya untuk mempercepat pembersihan eceng gondok.

Kontributor Ungaran, Syahrul Munir Dua kapal Aquatic tengah bekerja mengambil enceng gondok di perairan Rawapening, tepatnya di dekat dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (11/1/2017) siang.
Jika rencana ini diwujudkan, maka persoalan penumpukan eceng gondok di tepi rawa akan semakin bertambah jika tidak dipikirkan armada dan lokasi penampungan tambahan.

"Mungkin siapa tahu bisa dimunculkan di mendahului perubahan atau di perubahan kalau itu tidak mendesak. Kalau disetujui syukur, kalau tidak alat transportasi ya biayanya," kata Mundjirin.

Selain masalah tindaklanjut evakuasi eceng gondok, dalam kesempatan itu Mundjirin juga akan memaparkan rencana pengembangan sektor wisata Rawapening ke depan.

Sebelumnya dikabarkan, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembersihan eceng gondok di Danau Rawapening, Ambarawa, Jawa Tengah, satu hektar per hari.

Sejak Januari 2017 eceng gondok Rawapening mulai dibersihkan dengan tiga buah kapal aquatic yang ditempatkan di sekitar jembatan biru, Dermaga Sumurup, Desa Asinan, Bawen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau