Jakarta, KompasProperti - Perang suku bunga KPR makin sengit untuk menawarkan paket bunga rendah. Ini bisa dilihat di papan-papan reklame di jalan-jalan protokol Jakarta, media massa atau pameran.
BCA misalnya, sejak awal 2017 bergulir dan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60, pada Februari 2017 lalu, sudah menawarkan suku bunga menggiurkan, yaitu fixed (tetap) 6 persen selama dua tahun, 6,88 persen selama tiga tahun berikutnya, dan setelah itu floating rate (bunga pasar).
Bank Mandiri lain lagi. Meskipun tipis, Mandiri menawarkan suku bunga promo lebih rendah dari BCA, yaitu fixed 5,99 persen untuk 2 tahun pertama, kemudian 6,75 persen untuk 2 tahun berikutnya.
Sementara itu, CIMB Niaga melontarkan inovasi promosi bunga fixed 6,75 persen untuk 2 tahun pertama, setelah itu fixed 7,25 persen selama 5 tahun. Adapun BTN menawarkan fixed 8,5 persen untuk satu tahun, kemudian berturut-turut fixed 9 persen untuk dua tahun, fixed 9,5 persen 3 tahun, dan fixed 10,25 persen 5 tahun.
"Saya kira perang suku bunga ini untuk menarik konsumen. Perbankan bersaing menekan suku bunga KPR serendah mungkin. Sekarang suku bunga KPR perbankan rata-rata sudah masuk single digit antara 6 persen sampai 9 persen," ujar Leonard Suprijatna, Marketing Manager Harvest City, Sabtu (29/4/2017).
Leonard mengatakan, di tengah belum pulihnya kondisi pasar properti, perbankan memang harus seperti itu agar konsumen, baik itu pengguna maupun investor punya alasan tersendiri memilih KPR. Menurut dia, saat ini konsumen berada dalam posisi menguntungkan, karena banyak pilihan bank KPR.
"Sebagian besar bank itu menjanjikan prosesnya lebih cepat dan memberikan stimulus dalam pembiayaan KPR. Ini mendorong banyak orang tidak mau kehilangan momentum, untuk segera membeli rumah, baik untuk ditempati maupun investasi," kata Leonard.
Persaingan ketat tersebut, lanjut Leonard, cukup berimbas terhadap penjual rumah di Harvest City, Cibubur. Dia menuturkan, sekitar 90 persen pembeli rumah (konsumen) di situ menggunakan fasilitas KPR.
Hingga triwulan pertama, Januari hingga Maret 2017, angka penjualan di perumahan skala kota itu naik 35 persen dibandingkan triwulan yang sama di 2016. Dalam tiga bulan pertama di 2017 ini, Harvest City membukukan transaksi sekitar Rp100 miliar.
"Selain rendahnya suku bunga, kenaikan penjualan juga dikarenakan harga rumah yang masih terjangkau," ujar Leonar.
Pihaknya memang menawarkan harga mulai Rp250 jutaan dengan uang muka minimal 10 persen. Jika lewat skema KPR, menurut dia, cicilan konsumen rata-rata hanya Rp2 jutaan per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.