JAKARTA, KompasProperti - Pendapatan usaha PT Intiland Development Tbk (Intiland) anjlok 32.2 persen selama triwulan I-2017.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan yang berakhir pada 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2016, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 398,7 miliar.
Penurunan pendapatan itu terjadi karena melemahnya pasar properti dalam negeri sejak dua tahun terakhir.
Meski baru bisa membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 398,7 miliar, pengembang dengan kode emiten DILD tersebut masih memiliki pendapatan usaha yang belum dibukukan (unrecognized) pada tahun ini.
Ada tambahan pendapatan Rp 1,3 triliun yang akan siap dibukukan tahun 2017 dari penjualan yang sudah terjadi.
"Selanjutnya, perseroan akan fokus pada penjualan inventori untuk semakin meningkatkan pendapatan tahun 2017,” ucap Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono dalam siaran pers yang diterima KompasProperti, Sabtu (29/4/2017).
Penjualan inventori tersebut berasal dari proyek Serenia Hills, Magnolia Residence, 1Park Avenue, Regatta, Graha Golf, Spazio Tower, Praxis, The Rosebay, dan kawasan industri Ngoro Industrial Park.
Sementara itu, berdasarkan segmen pengembangannya, kontributor terbesar pendapatan usaha berasal dari pengembangan mixed-use dan high rise dengan nilai Rp 158,6 miliar atau 40 persen dari keseluruhan.
"Kontributor berikutnya berasal dari segmen properti investasi yang membukukan pendapatan Rp 100,7 miliar atau 25 persen dari keseluruhan," tambah Archied.
Segmen ini, merupakan sumber pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang berasal dari penyewaan ruang kantor, ritel, bangunan pabrik standar, dan pengelolaan klub olahraga dan fasilitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.