"Nah orang-orang nggak lihat ke situ. Memiliki rumah sendiri untuk warga miskin nonsense -lah. Mereka akan menunggak biaya pemeliharaan, belum ditambah cicilannya," tambah Anton.
Berkaitan dengan hal tersebut, Anton menilai model rusun yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) paling bagus.
Kendati menyewa, tetapi biaya pemeliharaan rusun justru disubsidi oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Karena itu kan hanya membayar biaya pemeliharaannya saja seperti air, keamanan, kebersihan. Rumahnya ditinggali seumur hidup, turun temurun, dan seharusnya itu jadi lebih menguntungkan," ucap dia.
Masyarakat memang tidak bisa memiliki, tetapi model tersebut membuat rusun bisa dijadikan tempat tinggal seumur hidup dan bebas dari kewajiban membayar cicilan per bulannya.
Masyarakat hanya diwajibkan membayar sewa saja dalam jumlah tertentu. Namun begitu, Ahok menegaskan konsep sewa yang ada selama ini masih salah kaprah.
Menurut dia, pengertian sewa dipahami secara salah lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyubsidi pembayaran biaya pemeliharaan lingkungan di rusunawa tersebut.
"Orang dengan gaji Rp 3 juta lebih, nggak sanggup bayar biaya pemeliharaan apartemen karena bisa mencapai Rp 800.000 lebih. Makanya kami menyediakan itu dan dia cuma bayar pemeliharaan lingkungan yang kami subsidi 80 persen. Jadi hanya bayar antara Rp 150.000 sampai Rp 450.000 per bulan," jelas Ahok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.