Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat Disneyland atau Universal Studio Lebih Cocok di Bali

Kompas.com - 18/04/2017, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Alasannya, Boyolali bukan merupakan daerah yang telah dikembangkan secara komprehensif. Tak mengherankan jika orang-orang dari negara lain atau bahkan dari kota lain di luar Boyolali akan pikir-pikir sebelum berkunjung ke sana.

Jadi, lanjut Ferry, jika memang akan ada taman bermain sekelas Disneyland, tempat yang cocok adalah Bali.

"Di Indonesia paling cocok ya Bali karena di sana benar-benar destinasi wisata yang sudah mendunia. Dan Disneyland atau pun Universal Studio pantasnya di Pulau Dewata," jelasnya.

Ferry menambahkan, bagi operator taman bermain sekelas dalam negeri seperti Trans Corp atas Trans Studio-nya juga belum tentu memiliki keinginan untuk membuka taman bermainnya di Boyolali.

Pasalnya, kalau target pasarnya masyarakat Boyolali saja, hal itu akan sulit karena daya belinya masih tidak cukup tinggi.

shutterstock Ilustrasi
Pendek kata, imbuh Ferry, semua investasi, apa pun bentuknya tidak semudah membalikkan telapak tangan dan banyak hal yang mesti dipikirkan.

"Terlebih, Disneyland, Warner Bros, dan Universal Studio merupakan brand internasional yang kalau masuk pasti pakai studi kelayakan. Balik lagi, wacana boleh saja, tapi harus dipikirkan segala sesuatunya," kata Ferry.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono menyampaikan hal senada. Menurutnya, membangun sebuah taman bermain bertema atau theme park sekelas Disneyland atau merek dunia lainnya perlu kajian lebih dalam.

Baca: Bukan di Boyolali, Ini Tiga Disneyland yang Sudah Beroperasi di Asia

"Perusahaan internasional ini pasti melakukan itu. Kajian mengenai latar belakang, sistem kerja sama, konsep taman bermain, dan lain-lain," ucap Hendra.

Kalaupun satu proyek yang dibangun dengan mengambil beberapa hak waralaba sekaligus, dan dikombinasikan, yang menjadi pertanyaan kemudian siapa pihak yang bertanggung jawab.

"Siapa pemimpin investasi apabila proyek tersebut gagal. Tentu saja nama besar theme park tersebut akan terkena dampaknya jika diperlakukan macam 'campur sari' begitu," tuntas Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com