JAKARTA, KompasProperti - Di kota-kota besar, masyarakat biasa beraktivitas hingga larut malam. Namun tidak demikian dengan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, seperti Kabupaten Lanny Jaya, Papua.
Saat matahari tenggelam, tidak banyak yang bisa dilakukan. Dengan segala keterbatasan listrik, penduduk harus mengakhiri aktivitasnya pada sore hari.
Jika para remaja dan anak-anak di kota besar biasa menghabiskan waktu malam hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, berbeda halnya di Lanny Jaya.
"Mungkin di Jawa dan Jakarta, (teknologi) sudah maju. Tapi di luar Jawa, contohnya di Lanny Jaya, sangat butuh pertolongan terutama penerangan," ujar Plt Bupati Kabupaten Lanny Jaya Sendius Wonda di Jakarta, Senin (17/4/2017).
Ia menuturkan, karena penerangan sangat minim, penduduk di Lanny Jaya biasanya sudah tidur pada pukul 8 malam.
Begitu pula dengan anak-anak sekolah, setelah gelap, mereka tidak bisa lagi mengulang pelajaran atau mengerjakan PR.
"Guru-guru di sana (Lanny Jaya) sudah tahu bagaimana kondisi rumah pada malam hari. Jadi, tidak pernah kasih PR untuk anak-anak," sebut Sendius.
Ia mengaku merasa bersyukur dengan bantuan lentera bertenaga surya dari Samsung Electronics Indonesia.
Menurut dia, meski sederhana, lentera tersebut membawa kehidupan bagi warga Lanny Jaya khususnya pada malam hari.
"Satu lampu sudah cukup untuk satu Honai (rumah Papua). Hari ini mereka bisa tidur di atas jam 10, untuk belajar," kata Sendius
Selain itu, para orangtua juga terbantu dengan penerangan pada malam hari. Mereka dapat menenun kain sehingga lebih produktif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.