AMBARAWA, KompasProperti - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membentuk unit khusus untuk menangani revitalisasi Danau Rawapening.
Pasalnya, danau alam terbesar di Pulau Jawa ini sangat potensial dikembangkan untuk berbagai sektor terutama pariwisata, dan pertanian.
"Unit pengelola khusus Rawapening ini akan lebih serius, dan konsisten menangani pemeliharaan Rawapening. Karena kita tahu di sini ada sumber air baku yang bagus, ada sedikit listrik, ada irigasi dan tempat pariswisata," ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono disela kunjungannya di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).
Selama ini, diakui Basuki penanganan Rawapening dilakukan secara parsial. Bahkan Kementerian PUPR sendiri baru tahun ini membentuk Satuan Kerja (Satker) khusus yang menangani Rawapening.
Namun keberadaan Satker sendiri dinilai Basuki tidaklah cukup untuk menangani permasalahan Rawapening yang demikian kompleks.
"Kalau cuma ditangani kegiatan dari Balai (BBWS) nanti tidak akan konsisten, kita ini butuh yang konsisten. Kalau kita tahu merawat, pasti masyarakat akan ikut merawat," kata Basuki.
Belajar dari China
Ke depan pengembangan Rawapening akan diarahkan pada sektor unggulan pariwisata. Sektor ini dinilai paling cepat dan murah untuk mendongkrak kesejahteraan warga.
Baca: Satu Hektar Per Hari, Target Pembersihan Eceng Gondok Rawapening
"Dengan sendirinya wisata itu pasti mengangkat kesejahtaran masyarakat sekitarnya. Baru begini saja sudah banyak yang datang untuk berwisata," imbuh dia.
Terkait pembentukan unit pengelola khusus Rawapening, Basuki telah melakukan komunikasi dengan Menteri Sumber Daya Air China yang kebetulan sedang berkunjung ke Indonesia.
Indonesia akan belajar dari China yang telah suskes menyulap Danau Taihu menjadi Taihu Lake Restoration Agency.
"Saya akan kirim teman-teman dari Kabupaten (Semarang) dan Provinsi Jawa Tengah untuk melihat dan belajar ke sana. Setelah itu diharapkan akan muncul ide untuk mengelola Rawapening," terang Basuki.