Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Empat Bendungan Baru yang Dilirik China

Kompas.com - 07/04/2017, 16:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengajukan proposal resmi pinjaman dana guna pembangunan empat bendungan ke Pemerintah China.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengajukan proposal pinjaman dalam pertemuannya dengan Menteri Sumber Daya Air (SDA) China Chen Lei di Gedung Kementerian PUPR Jakarta, Kamis (6/4/2017).

"Kami tadi informasikan ada 4 bendungan yang sudah kami masukkan proposalnya ke Pemerintah China," ujar Basuki.

Keempat bendungan itu adalah Pelosika di Sulawesi Tenggara, Lompatan Harimau di Riau, Jenelata di Sulawesi Selatan, dan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan.

Bendungan Pelosika ditargetkan mampu menyediakan air untuk mengairi daerah irigasi 16.358 hektar dan air baku hingga 0,2 meter kubik per detik.

Bendungan di Kabupaten Konaweha tersebut juga memiliki potensi pembangkit tenaga listrik mencapai 21 megawatt (MW).

Sementara itu Bendungan Lompatan Harimau atau Rokan Kiri bakal bermanfaat untuk mengaliri daerah irigasi seluas 4.000 hektar, menjadi sumber air baku, pengendali banjir, dan pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 74,40 MW.

Kemudian Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan yang berdaya tampung 223 juta meter kubik dan bisa menjadi sumber pembangkit listrik untuk daerah Gowa dan Kota Makassar.

Selain itu, bendungan ini diharapkan bisa menjadi sumber air irigasi untuk mengaliri sawah seluas 24.400 hektar dan mereduksi banjir di kawasan Gowa.

Berikutnya Bendungan Riam Kiwa dengan daya tampung 127 juta meter kubik diharapkan bisa mengairi jaringan irigasi baru hingga 5.000 hektar lahan, penyediaan air baku 0,1 meter kubik per detik, dan pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 2,7 MW.

Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, empat bendungan dengan nilai total sekitar Rp 4,5 triliun itu diajukan karena memiliki manfaat multiguna dan tenaga air yang besar.

Selain itu, Pemerintah China juga ingin membantu Pemerintah Indonesia dalam pembangunan bendungan di luar Jawa.

Pemerintah China sendiri telah memberikan bantuan dalam pembangunan bendungan di Pulau Jawa, yakni Bendungan Jatigede.

"Selain itu mungkin karena persyaratannya gampang seperti soal lahan. Ya ada sesuatu yang lain karena kan kalau di Jawa sudah ada Jatigede," imbuh Imam.

Kendati demikian, Imam mengakui pihaknya tidak sepenuhnya bergantung pada pinjaman Pemerintah China untuk pembangunan empat bendungan tersebut.

Jika Pemerintah China tidak menyetujui proposal pemerintah, pembiayaannya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebaliknya, jika China setuju, maka 100 persen biaya pembangunan empat bendungan itu akan mereka tanggung.

Imam yakin Pemerintah China setuju membantu pendanaan pembangunan empat bendungan itu, karena mereka akan mendapatkan manfaatnya.

"Mereka kan ingin membagi ilmu. Makanya dia ingin tahu kondisi di Sumatera seperti apa, Kalimantan seperti apa, dan Sulawesi seperti apa. Mereka mau tahu geologinya. Mereka mau tahu pengetahuan itu juga," imbuh Imam.

Lebih lanjut Imam mengatakan bahwa sebelum diajukan ke Pemerintah China, pembangunan empat bendungan yang sudah masuk buku biru infrastruktur Indonesia itu telah dibicarakan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Chen Lei mengungkapkan Kementerian SDA dan Kementerian Perdagangan China akan mempertimbangkan secara serius proposal tersebut.

Pasalnya, selama ini hubungan Indonesia dan China dalam pengelolaan serta pembangunan dalam sektor SDA telah berjalan sangat baik.

Chen Lei menyebut Bendungan Jatigede merupakan contoh terbaik atas kerja sama tersebut.

"Terlebih dengan adanya kunjungan Presiden Xi Jianping membuat hubungan bilateral kami semakin komprehensif," tutur dia.

Berikut infografis bendungan baru:

Bendungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com