KOMPAS.com – Hubungan developer dan konsultan properti itu ibarat pasangan suami isteri dalam keluarga. Jika salah satunya membuat kesalahan perencanaan, urusan di belakangnya juga akan berantakan.
Satu berbuat salah, dua-duanya yang akan menanggung akibat. Untuk itu, harus ada kepercayaan di antara keduanya. Kejujuran menjadi landasan developer dan konsultan properti menjalankan rencana bisnis yang sudah disepakati.
"Betulan seperti pasangan suami isteri, harus ada trust sejak awal. Karena, konsultan properti untuk developer itu harus berani bicara yang jelek-jelek. Kita ini kan dibayar developer bukan untuk yang bagus-bagus saja, yang kurang-kurang dari developer harus kita bongkar dan perbaiki," ucap Jemmy Handrianus, President Director Coldwell Banker Property Connections (Residential), di Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Namun, lanjut Jemmy, dia juga tak serta-merta menerima "lamaran" developer atau pengembang properti untuk menjadi konsultannya. Ada beberapa pertimbangan utama menjadi pegangannya sebelum memutuskan mau menjadi rekanan si developer.
"Pertama, komitmen developernya, baik itu kerjasama dengan kami atau seluruh vendor terkait dalam pembangunan proyeknya. Kedua, harus ada captive market dari suatu proyek. Tanpa itu, untuk apa proyek kami bantu jual," kata Jemmy.
Ketiga, lanjut dia, kredibilitas si developer. Jemmy bilang, di bagian inilah biasanya "ujian" paling akhir dirinya menerima klien atau tidak.
"Kita bantu jualan, tapi mereka tidak bangun proyeknya atau mendek, ya percuma dan kami enggak mau kayak begitu. Terus terang, begitu sudah terima order proyek, kami akan terus suggest ke klien untuk memajukan jadwal serah terima unit. Di situlah trust diuji," ujar Jemmy.
Insting bisnis
Kecil-kecil Cabe rawit. Bukan tanpa alasan di usianya yang baru menginjak 31 tahun, Jemmy Handrianus, sudah memegang tampuk tertinggi; President Director Coldwell Banker Property Connections (Residential). Insting dan wawasannya soal pemasaran properti sudah teruji untuk menduduki posisi itu di perusahaan konsultan properti ternama tersebut.
Jemmy terhitung sejak April 2016 lalu didapuk sebagai orang nomor satu di Coldwell Banker Property. Dia sendiri memulai karir bisnis propertinya pada 2008, yaitu ketika bekerja sebagai staf pemasaran di Paladian Park, developer PT PP.
Namanya langsung bersinar. Saat itu, Jemmy mengantongi penghargaan sebagai best seller.
Selanjutnya, Jemmy memulai bisnis apartemen atau rental management, yakni menangani properti klien untuk disewakan dan dijual kembali. Insting bisnisnya makin teruji.
"Saya selelu berprinsip, yang saya kerjakan ini untuk kredibilitas klien. Klien keluar uang banyak tapi hepi, karena yang saya kerjakan berhasil dan yang lebih penting tujuan si klien tercapai," kata pria kelahiran Jakarta tahun 1985 ini.
Jemmy bilang, prinsip itu karena memang dilandasi kecintaan pada bisnis properti itu sendiri. Buat dia, kalau sudah dilandasi cinta, apapun akan dikejar dan dikerjakan. Begitulah dia menjalankan urusannya di bidang properti.
Tak heran, dalam rentang 2010 – 2012 Jemmy pernah digandeng salah satu developer untuk menangani proyek besar dan premium, yaitu The Park Residence dan Whiz Condotel di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Proyek inilah yang kemudian membuatnya tertarik lebih serius di bidang konsultan dan segera meninggalkan rental management.
Sukses menjual dua menara di Jakarta Utara itu, Jemmy melirik Jakarta Selatan. Sepanjang 2012 - 2016 dia dipercaya memegang beberapa proyek. Sosoknya mulai diinilai cukup berpengalaman untuk ikut menjalankan roda perusahaan.
Terhitung, sejak April 2016 Jemmy dipercaya Coldwell Banker sebagai Consulting Marketing Residential. Kerjanya melayani developer khusus project primary, highrise building, dan mix use atau superblok.
"Semua harus saya handle, mulai awal proyek bergulir sampai proyek selesai atau serah terima," kata Jemmy.
Kini, di usia 31 tahun, Jemmy tergolong pemimpin muda di sebuah perusahaan konsultan properti. Biasanya, posisi serupa dipegang oleh orang-orang di 40 tahun ke atas.
"Jujur, kalau tidak suka dengan bidang properti, akan susah memahami bisnis ini dan melaju cepat. Bagi saya bidang properti, khususnya primary, sangat strategis, membutuhkan skil khusus, dan jauh lebih menantang, tapi hasilnya menyenangkan," ucapnya.
Tugas mulia
Bungsu dari tiga bersaudara ini menekuni karir sejak lulus kuliah. Dua kakak saya perempuannya lebih memilih menekuni bisnis kuliner di Yogjakarta.
"Hanya saya yang menekuni bisnis properti," tutur kutu buku yang hobi nonton, seminar, dan belanja ini.
Bagi Jemmy, menjual properti adalah tugas mulia. Itulah alasan kecintaannya pada properti.
"Kenapa mulia, karena pengembang menyiapkan rumah atau tempat tinggal yang nyaman, aman, dan sehat bagi konsumen. Jangan bicara harga dulu ya, tapi tujuan awalnya yang sebut mulia. Tujuan utama setiap manusia umumnya itu kan bekerja atau berbisnis untuk punya tempat tinggal yang layak, strategis, dan aman. Jadilah properti itu kebutuhan pokok orang banyak," ujar Jemmy.
Berangkat dari sudut pandang itulah dirinya kemudian lebih serius membantu mengembangkan konsep hunian. Setiap langkah yang ditempuh diharapkan membuat hunian memiliki nilai jual, lengkap dalam fasilitas, aman, dan nyaman dihuni.
Untuk itulah, menurut Jemmy, pentingnya konsultan pemasaran bagi developer. Mereka bisa berkonsultasi sebelum membeli, dan memaksimalkan potensi penjualan properti mereka di pasaran.
"Ibarat suami isteri, harus satu tujuan untuk bisa sukses, begitulah hubungan developer dan konsultannya," ucap Jemmy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.