Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Insiden 'Brexit', BUJT Harus Pasang Sistem Informasi Tol

Kompas.com - 04/04/2017, 21:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pada musim mudik Lebaran 2016 silam, terjadi kemacetan panjang di pintu tol keluar atau exit toll Brebes Timur yang kemudian populer disebut 'Brexit'.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, masalah utama yang membuat antrean kendaraan ini adalah karena sistem tol yang tertutup.

Danang menilai, pemerintah dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Direktorat Jenderal Bina Marga di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus memastikan standar pelayanan berikut aksesnya dikendalikan.

Caranya, melalui sistem pengendalian informasi terkait lalu lintas mobil yang melewati jalan tol. Sistem yang salah satunya berupa kamera pengawas ini dipasang oleh pengelola atau badan usaha jalan tol (BUJT) terkait.

"Sistem itu diinstalasi di setiap gate (gerbang tol) dan terhubung ke command center untuk mengetahui volume yang masuk dalam sistem tol," ujar Danang kepada KompasProperti, Selasa (4/4/2017).

Ia mengatakan, selama ini memang kondisi keluar tol tidak bisa dikendalikan. Dengan demikian, pengendalian hanya bisa dilakukan di bagian pintu gerbang tol.

Kalau jumlah kendaraan yang masuk tol diperkirakan menganggu kenyamanan dan membahayakan dari segi kesalamatan maka perlu tindakan preventif, dengan mengalihkan lalu lintas.

"Kejadian kemarin itu kan pengendara sudah telanjur terjebak di dalam tol berjam-jam. Mau keluar tol tidak bisa, mau putar balik tidak bisa," kata Danang.

Dengan begitu, lanjut dia, penting untuk memastikan ada sistem yang memberitahu kapan pintu tol dibuka dan ditutup.

Jadi, apabila kendaraan tidak masuk tol sejak awal, pengemudi bisa masuk ke jaringan jalan biasa seperti jalan provinsi atau jalan nasional.

Seperti diketahui, tol adalah jalur alternatif dengan pelayanan publik, seperti toilet dan minimarket yang terbatas.

Sementara jalan alternatif, pelayanan publik bisa diakses lebih mudah ketika dibutuhkan sewaktu-waktu.

Sebelumnya Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto memastikan kondisi di Brexit tahun lalu tak akan terulang lagi meskipun akan ada beberapa titik kepadatan di ruas tol baru tersebut.

"Akan ada kepadatan di Waleri dan di Pengalihan (Semarang). Namun demikian, kami prediksi tidak akan separah Brebes dulu karena banyak pilihan untuk keluar sebelum pengalihan," jelas Arie.

Dia juga menjamin tidak ada konflik perlintasan sebidang dengan kereta api, dan sejak jauh hari akan disiapkan rekayasa lalu lintas.

Pendek kata, tambah Arie, akan lebih banyak rekayasa lalu lintas dilakukan dibanding Brexit.

Selain itu, untuk semakin memperlancar arus mudik, telah dioperasikan pembangunan lima jalan layang di perlintasan sebidang kereta api di Klonengan-Prupuk, Dermoleng-Ketanggungan, Karangsawah, Kretek-Paguyangan, dan Kesambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com