JAKARTA, KompasProperti - Simpang Susun Semanggi dipastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai beroperasi pada pertengahan 2017 ini.
Menurut Jokowi, Simpang Susun Semanggi sebagai bagian dari kelengkapan infrastruktur Asian Games 2018 mendatang bisa mengurangi kemacetan hingga 40 persen.
"Simpang Susun Semanggi mengurangi 30-40 persen kemacetan yang ada dan juga tidak mengubah karakter kesejarahan dari Jembatan Semanggi yang melegenda," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Namun, difungsikannya Simpang Susun Semanggi ini diragukan bisa mengurai kemacetan di wilayah pertemuan Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Jenderal Sudirman.
Menurut Ketua Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto Simpang Susun Semanggi hanya akan membuat orang-orang yang tadinya enggan melewati Semanggi justru mulai menggunakannya.
Dia menuturkan, dampak Simpang Susun Semanggi nantinya sebatas pada lalu lintas lokal saja karena pada dasarnya masalah kemacetan di Jakarta tidak bisa dipecahkan dengan membangun jalan baru.
Hal itu dikatakan Yoga sebab secara logika semakin bertambah panjang jalan maka kendaraan pribadi yang melintas akan semakin banyak pula.
"Jalanan di Jakarta ini sudah melewati batas kapasitasnya jadi mau ditambah apa pun akan terus macet," imbuhnya.
Sementara ramp 2 digunakan untuk kendaraan dari arah Cawang menuju Thamrin yang tak perlu lagi berbelok melewati kolong karena bisa langsung naik ke ramp 2 yang mengarah ke Thamrin.
Dengan demikian, tidak lagi terjadi pertemuan antara pengguna jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang sering membuat lalu lintas tersendat.
Ada pun panjang ramp 1 adalah 796 meter dan ramp 2 sepanjang 826 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.