Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Berkembang, Tren Perkantoran Berubah

Kompas.com - 21/03/2017, 14:31 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Setiap tahun, penyewa ruang kantor dihadapkan pada tantangan untuk membantu menambah pendapatan, sementara pemilik gedung harus mencari penyewa.

Salah caranya adalah dengan mengaplikasikan gedung serba otomatis atau smart building yang mengikut perkembangan teknologi.

"Dengan adanya gawai pintar, orang-orang lebih suka sesuatu yang cepat dan otomatis. Contohnya dulu absen pake kertas, sekarang jejak jari," ujar End User Marketing Phillips Lighting Indonesia Muhammad Rafiq kepada KompasProperti, Kamis (16/3/2017).

Rafiq mengatakan, kalau dulu orang-orang bekerja di meja kubikal sementara pimpinan berada di ruang khusus yang tertutup sehingga sangat hirarkis.

Saat ini, lebih dari 50 persen perkantoran sudah mengadopsi ruang terbuka serta jarak antara atasan dan staf tidak terlalu jauh.

Selain itu, gaya bekerja juga berubah dari sisi pertemuan rapat karena sudah tidak lagi menggunakan undangan memo kepada staf internal.

Gaya ini sudah berganti dengan adanya grup pesan kantor pada gawai masing-masing.

Sementara itu, bangunan bukan lagi hanya menjadi tempat kerja tapi juga aset yang mendukung untuk memenangkan dan melayani konsumen.

"Dalam hal ini, pegawai juga kostumer, karena dengan dia bekerja mendatangkan income buat perusahaan," tutur Rafiq.

Untuk itu, gedung juga disesuaikan gaya hidup penggunanya, yaitu pegawai. Tren ke depannya, orang-orang ingin bergerak sefleksibel mungkin di kantor.

Misalnya, dengan lampu bangunan yang serba otomatis, pegawai tidak perlu menyalakan atau mematikan secara manual ketika akan atau sudah memakai ruangan.

Isu paling besar, kata Rafiq, adalah pencahayaan. Seperti diketahui lampu ada untuk menerangi orang di dalam ruangan. Jadi, kalau tidak ada orang, ruangan tidak perlu cahaya.

"Sekarang di kantor bermeter-meter luasnya, ngga ada orang tapi lampunya nyala, pendingin nyala. Ada banyak waste yang sebenarnya bisa diminimalisir dengan sensor," sebut Rafiq.

Ia menambahkan, ke depannya, lampu yang terkoneksi satu sama lain dengan otomatis atau Connected Light menjadi satu kebutuhan untuk menghemat energi.

Dengan lampu otomatis, saat penghuni masuk toilet, lampu akan menyala sendiri. Begitu pula saat keluar toilet, lampu akan mati dengan sendirinya.

Selain itu, Connected Light juga mampu mendeteksi untuk menyala terang atau redup menyesuaikan waktu dan kebutuhan.

Misalnya saat sebagian pegawai harus lembur, lampu yang menyala terang tidak perlu seluruh ruangan, tetapi cukup di dekat tempat kerjanya.

Cara ini tetap memberikan kenyamanan bagi pegawai kantor, tetapi juga lebih hemat secara energi yang terpakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau