JAKARTA, KompasProperti - Di tengah persaingan pasar bebas, banyak pabrik produk interior menggenjot ekspor demi mencapai target kuantitas.
Namun, karena minim nilai tambah, produk yang dihasilkan menjadi kurang inovatif dan kurang orisinal sehingga margin perusahaan menjadi kecil.
"Indonesia sekarang menghadapi tantangan sangat besar dari Vietnam terutama dari sisi produksi berbasis kayu," ujar Direktur Kreatif AlvinT, Alvin Tjitrowirjo saat Hospitality and Design Talk, di Artotel, Jakarta (13/3/2017).
Di Vietnam, para produsen sudah mengerti bagaimana memproses barang dan mendapat material dengan lebih efisien.
Selain itu, karena Vietnam merupakan negara komunis-sosialis, semua standar produksi dikontrol pemerintah.
Kontrol ini diikuti dengan konsekuensi dan hukuman yang tegas jika produksi tidak sesuai standar.
"Sementara kita di sini, produk dari Cirebon atau Jepara, tidak konsisten, sehingga untuk pemesanan berulang bisa jadi masalah. Banyak pembeli akan dengan gampangnya pindah ke Vietnam," sebut Alvin.
Menurut dia, menghadapi persaingan ini, dibutuhkan perhatian pemerintah khususnya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam memaksimalkan nilai tambah produk lokal.
"Dari sisi kualitas, produk lokal tidak kalah dengan produk mancanegara," pungkas Alvin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.