JAKARTA, KompasProperti - Wisatawan asal China diprediksi bakal menyalip Australia sebagai pelancong terbanyak yang mengunjungi Bali pada 2017 ini.
Pada 2016 silam, turis asal Negeri Panda yang berkunjung ke Bali sekitar 800.000 orang, sedangkan turis Australia masih memuncaki daftar kunjungan asing dengan angka 1 juta orang.
Ada dua faktor penting dari pergeseran asal wisman tersebut, yakni pertama rendahnya belanja per pengunjung.
Survei Bank Indonesia (BI) pada 2016 menunjukkan, wisatawan asal China menghabiskan uangnya untuk belanja sekitar seperempat dari yang dihabiskan oleh wisatawan dari Eropa atau Australia.
Dengan prediksi meningkatnya turis dari China yang datang ke Bali, dapat dipastikan manfaat ekonominya akan berkurang.
Faktor kedua adalah masa tinggal yang lebih pendek.
Rata-rata masa tinggal turis di Bali pada September 2016 selama 3,11 hari atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 3,2 hari.
Kendati demikian, Praktisi dan Pemerhati Pariwisata I Wayan Puspa Negara berpendapat tak perlu ada yang dikhawatirkan terkait melonjaknya turis China di Bali.
"Turis asal China memang meningkat 22 persen secara ke Bali dan ada kemungkinan menyalip kunjungan Australia, tetapi hal ini tidak harus menjadikan kita khawatir," kata dia kepada KompasProperti, Selasa (28/2/2017).
Pasalnya, lanjut Wayan, Bali mengenal empat musim wisatawan mancanagera, yakni peak season dari Desember-Januar, low season dari Februari-Mei, high season pada Juni-Agustus, dan off peak season pada September hingga November.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.