JAKARTA, KompasProperti - Kemacetan masih menjadi persoalan utama di Jakarta. Studi GPS TomTom baru-baru ini menempatkan ibu kota Indonesia di nomor 4 kota dunia dengan kemacetan terburuk.
Baca: Macet Jakarta Terburuk Ke-4 di Dunia
Survei yang dilakukan oleh Microsoft CityNext Asia Pacilic Survey 2016 menunjukkan, perbaikan infrastruktur transportasi adalah faktor yang paling membutuhkan penanganan di kota Jakarta.
Persoalan intrastruktur transportasi bahkan mengalahkan isu banjir, sampah, dan kriminalitas. Untuk mengatasi hal tersebut, transportasi publik menjadi salah solusi tepat.
"Kami ingin untuk lebih bagus ke depannya harus perbanyak angkutan umum," ujar Ketua Bidang Transportasi Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta Reza Firdaus saat diskusi "Transportasi Massal untuk Siapa?", di Jakarta, Jumat (24/2/2017)
Meskipun terlambat, upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKl Jakarta merupakan terobosan yang tepat.
Terobosan ini meliputi pembangunan mass rapid transit (MRT) maupun light rail transit (LRT).
Pengembangan transportasi massal berbasis rel ke depan juga harus diikuti dengan konsep pengembangan Transit Oriented Development (TOD).
"Transportasi massal harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, memberikan akses dari pusat hunian menuju pusat kegiatan utama," kata Reza.
Menurut dia, jangan sampai transportasi massal malah sulit dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, pengguna transportasi massal terbesar justru ada di kelas masyarakat tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.