Banjir melanda Jakarta juga diakibatkan berkurangnya waduk atau danau. Padahal, waduk berperan vital dalam pencegahan banjir selama musim hujan dan penyimpanan air selama musim kering.
"Terdapat sekitar 800 waduk pada zaman Belanda, kini hanya tersisa 200 waduk dan danau," tulis UPC.
Waduk yang tersisa ini berada di Kabupaten Bogor sebanyak 95 dam, Kota Bogor 6 waduk, Kota Depok 20 dam, Kabupaten Tangerang 37 dam, Kota Tangerang 8 waduk, Kabupaten Bekasi 14 dam, Kota Bekasi 4 waduk dan DKI Jakarta 16 dam.
Dari 200 waduk, 80 persennya dalam kondisi rusak, terlalu dangkal, atau telah diubah menjadi area perumahan.
Selain itu, limpasan air dari Bogor dan Depok menjadi penyebab banjir di Jakarta terjadi.
Limpasan ini diakibatkan perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi kebun atau rumah pribadi di kawasan Bogor.
Idealnya, limpasan hujan terserap ke dalam tanah sebelum air sempat mengalir ke hilir.
Di Depok, populasi penduduk tumbuh dengan cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal terjangkau bagi warga Jakarta.
"Sebanyak 20 persen penduduk Depok adalah pekerja di Jakarta," tulis UPC.
Semakin banyak rumah yang dibangun, akan lebih sedikit tanah yang dapat menyerap air. Dampaknya, limpasan air mengalir lebih cepat dari hulu ke hilir.
Penyebab banjir selanjutnya adalah sampah perkotaan. Sampah di sungai dan selokan dapat menyumbat pintu air dan infrastruktur kota lainnya yang dibutuhkan dalam mengontrol banjir.
"Sampah yang dihasilkan di Jakarta adalah 7.000 ton per hari," tulis UPC.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.