Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Hunian Turun, Persaingan Bisnis Hotel di Bali Makin Sengit

Kompas.com - 16/01/2017, 15:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Sengit. Ini mungkin kata yang cocok untuk mendeskripsikan kondisi bisnis perhotelan di Bali. 

Betapa tidak, mengutip pernyataan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan, di seluruh Bali terdapat 150.000 kamar per Desember 2016. 

"Khusus di Kabupaten Badung terdapat 75.000 kamar," ungkap Cokorda kepada Kompas.com, Kamis (12/1/2017).

Puluhan ribu kamar tersebut berasal dari 155 hotel berbintang, dan 478 hotel non-bintang.

Bicara mengenai hotel non-bintang, atau ekonomi, trennya semakin mengkhawatirkan. Jika tidak dibatasi, dan diawasi, pertumbuhannya akan semakin tak terkendali.

Baca: Tolak Bicara Moratorium, Pemkab Badung Perketat Pertumbuhan Hotel

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tren negatif tersebut terlihat dari kinerja tingkat penghunian kamar (TPK) atau occupancy rate

TPK hotel non-bintang pada November 2016 saja rata-rata 30,86 persen, dengan TPK tertinggi terjadi di Kabupaten Badung, yaitu sebesar 44,73 persen. Sementara TPK terendah terjadi di Kabupaten Bangli dengan angka 6,42 persen.

Dibandingkan dengan kinerja bulan Oktober 2016, TPK hotel non-bintang pada bulan November turun sebesar 3,22 poin.

Tidak hanya pada hotel ekonomi, penurunan TPK juga terjadi pada hotel berbintang. Pada November 2016 angka TPK turun 2,48 poin hingga berada pada posisi 59,71 persen.

Penurunan terjadi di hampir semua daerah kecuali Buleleng. Meski capaian TPK hotel Berbintang di Buleleng masih tergolong rendah (terendah kedua setelah Karangasem), namun jika dibanding bulan sebelumnya, TPK hotel berbintang di daerah ini tercatat meningkat 0,47 poin.

Sebaliknya penurunan paling tinggi tercatat di Karangasem yaitu sebesar 9,62 poin.

Sejalan dengan penurunan TPK, rata-rata lama menginap (length of stay) juga menunjukkan perubahan yang negatif.

Rata-rata lama menginap secara total mencapai 2,22 hari, merosot dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,16 hari.

Jika ditelaah lebih jauh, penurunan rata-rata lama menginap disebabkan oleh turunnya rata-rata lama menginap tamu asing dari 3,16 hari menjadi 2,22 hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com