Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspansi Perusahaan China dan Jepang Katrol Sektor Kawasan Industri

Kompas.com - 05/01/2017, 21:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor kawasan industri diprediksi menjadi satu di antara segmen pasar properti yang bangkit lebih awal. 

Hal ini dipicu semakin agresifnya ekspansi perusahaan-perusahaan yang berbasis di China, Jepang, dan juga Korea Selatan ke Indonesia. 

Perusahaan-perusahaan ini bergerak di bidang baja, permesinan, logistik, dan pergudangan, serta bidang lainnya.

"Selain itu, pertumbuhan perusahaan rintisan atau start-up dan produk yang terkait dengannya akan mengatrol peningkatan permintaan. Hal ini diyakini memperkuat pasar ke depannya," ujar Senior Associate Director Research Colliers International Indoensia, Ferry Salanto, di Jakarta, Kamis (5/1/2017). 

Dengan begitu, kata Ferry, pengembang kawasan industri yang memiliki stok lahan banyak, dan siap untuk digunakan berikut infrastrukturnya punya peluang besar menyerap permintaan dari penyewa yang melakukan ekspansi tersebut.

Pasar sangat antusias dan berharap banyak pada implementasi kebijakan pemerintah, termasuk paket deregulasi yang bakal menggenjot percepatan pertumbuhan ekonomi.

Jenis industri yang terkait dengan konsumsi atau barang kebutuhan harian, makanan, dan produk kebutuhan primer lainnya akan selalu mendorong peningkatan permintaan lahan kawasan industri. 

Masih menurut Ferry, sebetulnya sektor kawasan industri telah memperlihatkan tanda-tanda perbaikan. Kendati pun tingkat penjualan sepanjang 2016 lalu hanya 50 persen dari total catatan tahun 2015.

"Pada kuartal IV-2016 total transaksi tercatat seluas 68.7 hektar. Kawasan Serang mendominasi penjualan dibandingkan Bekasi yang mencatat pencapaian serupa pada kuartal sebelumnya," jelas Ferry.

Transaksi tersebut menggenapi total catatan penjualan sepanjang 2016 menjadi seluas 174,9 hektar yang didominasi oleh kawasan industri di Bekasi dengan porsi 97,2 hektar.

Kontributor terbesar terhadap total penjualan kawasan industri di Bekasi berasal dari Greenland International Industrial Center (GIIC) yang tercatat lebih dari separuh transaksi di kawasan ini.

Di sisi lain, Karawang yang tampil sebagai kawasan industri favorit hanya mencatat penjual 23,6 hektar. Hal ini karena terbatasnya pasokan lahan.

Sementara kawasan industri di Serang mampu menjual 49,1 hektar. Ini berkat performa penjualan signifikan dari Krakatai Industrial Estate Cilegon (KIEC) seluas 47 hektar.

Ada pun perusahaan yang menyerap lahan kawasan industri terbesar masih didominasi logistik dan pergudangan sebesar 32,24 persen. Sementara perusahaan otomotif 18,66 persen, dan perusahaan kimia 10,19 persen.

Harga lahan

Berdasarkan data Colliers, harga lahan kawasan industri tertinggi masih dipegang Bekasi dengan angka 222,1 dollar AS per meter persegi. 

Disusul Bogor dengan 211 dollar AS per meter persegi, Karawang dengan 188,8 dollar AS per meter persegi, Tangerang dengan 169,8 dollar AS per meter persegi, dan terendah Serang dengan 158,5 dollar AS per meter persegi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau