Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Properti Meroket, Apartemen Bawah Tanah Makin Dilirik di Beijing

Kompas.com - 02/01/2017, 12:39 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Dikenal baik untuk mengakomodasi pekerja migran, apartemen bawah tanah Beijing semakin populer di kalangan pencari hunian kelas menengah.

Apartemen ini dibangun dalam rangka mengatasi lonjakan harga properti di ibu kota China tersebut.

Penjualan unit-unit apartemen bawah tanah banyak terjadi di distrik Xicheng dan Dongcheng yang merupakan lokasi sekolah-sekolah elite di Beijing.

Para orang tua mahasiswa mengatakan, apartemen bawah tanah merupakan pilihan bagus karena para pembeli awal rumah-rumah di distrik sekolah khawatir tentang perubahan kebijakan distribusi sekolah.

"Sedangkan pendatang khawatir harganya melonjak ke tingkat yang tak terjangkau," kata Fang Lin, ayah dari anak pra sekolah di distrik tersebut kepada South China Morning Post.

Sekadar informasi harga-harga properti di distrik Xicheng dan Dongcheng meroket menjadi 14.400 dollar Amerika Serikat (AS) atau mencapai lebih dari Rp 193 juta per meter persegi.

Sementara itu, unit-unit apartemen bawah tanah justru tidak terpengaruh dengan meroketnya harga tersebut.

Awal Desember ini tercatat sebuah rekor penjualan apartemen bawah tanah di dekat sekolah primer seharga 1,3 juta dollar AS atau senilai Rp 17,4 miliar.

Sebanyak 616 apartemen bawah tanah sudah terjual di Beijing selama delapan bulan pertama 2016.

Tingginya harga rumah membuat Global Residensial Cities Index menempatkan Beijing di posisi empat dalam kategori kenaikan harga rumah paling tinggi secara tahunan dengan 30,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com