Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toilet Didesain Tertutup, Amankah?

Kompas.com - 31/12/2016, 15:39 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyekapan 11 orang di dalam sebuah toilet pada rumah di Pulomas, Jakarta Timur, menyisakan duka bagi para keluarga korban.

Sebanyak 6 orang meninggal dunia karena kehabisan napas dan 5 orang ditemukan lemas setelah disekap berjam-jam di dalam ruangan berukuran 1,5 meter x 1,5 meter.

Mereka kehabisan napas mengingat ruang tersebut sangat kecil dan tidak terdapat lubang udara sedikit pun, kecuali exhaust fan. Celah di bawah pintu juga tidak seberapa besar.

Di sisi lain, fungsi jendela ataupun ventilasi adalah agar udara dapat mengalir dari dalam ke luar maupun sebaliknya.

Ada-tidaknya jendela atau ventilasi ini ditentukan oleh arsitek atau pemilik rumah yang menyewa jasanya.

"Arsitek itu dalam Undang-undang harus menjamin keselamatan orang dalam bangunan," ujar Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara kepada Kompas.com, Sabut (31/12/2016).

Setiap arsitek, kata Djuhara, bisa mendesain ruangan dengan bermacam-macam gaya. Ada yang mendesain ruangan yang tidak berhubungan dengan dinding luar.

Ada pula arsitek yang mendesain ruangan tersebut dengan rekayasa, yaitu saat lampu menyala exhaust fan ikut menyala kemudian udara dari dalam akan keluar.

Namun di sisi lain, cara ini tidak membuat udara masuk dari luar ke dalam.

"Kamar mandi itu kan bau dan oksigen itu sebetulnya datang dari luar masuk ke dalam," kata Djuhara.

Menurut dia, desain rumah dengan toilet yang tertutup ini cukup unik. Djuhara menduga, baik arsitek maupun pemilik menganggap toilet tertutup sebagai powder room sehingga tidak menambahkan ventilasi atau jendela.

Dengan kata lain, jika ruangan tersebut dipakai dalam waktu singkat yakni 5 menit-1 jam, mungkin pengguna ruangan tidak akan kehabisan napas.

"Kalau untuk satu orang saja, oksigen yang ada masih cukup. Tapi, ketika dipakai secara tidak wajar, seperti dipakai 11 orang, ngga akan cukup suplai oksigennya," sebut Djuhara.

Terlebih lagi, tambah dia, jika lampu di dalam toilet tidak menyala. Akibatnya, exhaust fan juga tidak bekerja menyerap udara dari dalam ke luar.

Dalam pelajaran dasar arsitektur, lanjut Djuhara, untuk mendesain bangunan di tanah tropis, arsitek akan dianjurkan memikirkan ventilasi silang supaya udara mengalir.

Pada bangunan hijau juga disebutkan ukurannya untuk udara mengalir adalah 1 meter per detik.

"Biasanya dia (arsitek) akan buat lubang di sini dan lubang di sana yang posisinya berhadapan," kata Djuhara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com