Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 10 Kota Paling Prospektif se-Asia Pasifik (2)

Kompas.com - 03/12/2016, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber pwc

KOMPAS.com - Sepuluh kota-kota di Asia Pasifik menjadi sorotan proyeksi investasi properti pada 2017.

Daftar 10 kota ini dirangkum dalam survei yang diadakan oleh Urban Land Institute bekerja sama dengan PricewaterhouseCoopers (Pwc).

Artikel ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya berjudul Ini 10 Kota Paling Prospektif se-Asia Pasifik (1).

6. Shanghai, China

Salah satu manajer investasi menyebut Shanghai memiliki daya tarik di China untuk investor asing.

Kota ini menawarkan pertumbuhan yang cepat, relatif rendahnya tingkat birokrasi, dan pasar yang sarat permintaan dengan melimpahnya penyewa.

Shanghai juga menawarkan harga aset yang tinggi untuk pengembangan suatu negara, dengan tarif kapital dikompresi di bawah 4 persen.

7. Jakarta, Indonesia

Survei membuktikan bahwa Jakarta telah menjadi pilihan populer dalam lima tahun terakhir.

Namun, saat ini Jakarta berada di tengah besarnya jumlah pasokan baru dan berlanjutnya pelemahan permintaan dari penyewa di sektor komoditas.

Sektor perkantoran Jakarta disesaki 2,28 juta meter persegi ruang baru dalam kurun waktu 2016-2019.

Di sisi lain, harga sewa juga jatuh sampai 50 persen di sejumlah bangunan premium.

Menurut salah satu manajer pengelola dana, pada kelas menengah sampai ke atas, pasar sangat lemah.

"Fundamental yang kuat sekarang adalah pada pasar perumahan dengan kelas bawah. Selain itu, proyek multifungsi besar akan menghasilkan permintaan yang kuat," katanya.

8. Bangkok, Thailand

Setelah bertahun-tahun mendekam di peringkat setengah ke bawah, saat ini Bangkok mengalami kenaikan.

Sewa dan nilai modal tercatat meningkat secara terus-menerus selama 5 tahun terakhir dan kemungkinan akan menawarkan prospek jangka panjang lebih baik.

Saat ini, kantor kelas-A yang berdiri di Bangkok hanya di bawah 7 persen, menurut Jones Lang LaSalle.

Kesamaan dengan sebagian besar pasar Asia Tenggara lainnya, beberapa aset sudah tersedia di Bangkok.

Dengan demikian, klien harus mengembangkan sendiri atau cukup puas terhadap pembelian strata.

9. Sydney, Australia

Sydney jatuh dari peringkat kedua dalam survei tahun lalu ke peringkat sembilan pada 2017.

Hal ini cukup mengejutkan mengingat popularitasnya tidak diragukan lagi di kalangan investor inti dalam wawancara survei tersebut.

Namun, kejatuhan ini mungkin karena, jumlah modal di luar sana yang mencari peluang di Sidney jauh melebihi jumlah peluang tersedia.

Dengan kata lain, pasar menjadi sangat ramai. Kota ini terus menarik institusi investor asing, yang mewakili hampir setengah dari semua transaksi pada paruh pertama 2016. Keuntungan sewa kantor tetap menarik bahkan setelah diskon untuk insentif.

Hal tersebut berpotensi memberikan beberapa pertumbuhan yang cukup kuat selama tiga atau empat tahun berikutnya.

10. Guangzhou, China

Sementara Guangzhou dinilai sebagai salah satu dari empat kota lapis pertama di China, kota ini justru dianggap sebagai kemunduran relatif dalam hal investasi.

Pasalnya aktivitas sektor keuangan dan perusahaan multinasional mengambil tempat di dekat Shenzhen. 

Salah satu manajer investasi dalam survei ini mengatakan, Guangzhou tidak menuai cukup pujian seperti Shanghai dan Beijing.

Namun, pemerintah kota berencana meningkatkan integrasi di area Pearl River Delta dengan jaringan transportasi yang lebih baik.

Tujuannya, untuk menghubungkan Guangzhou dengan daerah timur dan barat China dan meningkatkan permintaan jangka panjang di sektor properti terutama di bagian selatan kota.

Sementara itu, sewa dan nilai properti relatif lebih murah dibandingkan dengan kota-kota tetangganya.

Kota ini juga telah menjadi subyek investasi dan ekspansi yang cukup besar sejak 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com