JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiadaan lahan untuk dibangun rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) membuat Real Estat Indonesia (REI) Batam memalingkan pilihan ke rumah susun (rusun).
Ketua DPD REI Batam Djaja Roeslim mengakui, pengembangan rumah subsidi untuk MBR sedikit tersendat lantaran lahannya sudah habis dan tak memadai lagi.
"Terus terang kami sudah kehabisan lahan, harus vertikal karena untuk yang tapak sudah terbatas banget lahannya," kata dia saat ditemui dalam Musayawarah Nasional (Munas) REI XV-2016, di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
REI Batam, sambung Djaja, telah menginisiasi pembangunan rumah susun hak milik (rusunami), tetapi diakuinya saat ini pihaknya masih membutuhkan kepastian terkait Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Tahap Dua.
Menurut dia, FLPP Tahap Dua yang ditujukan bagi masyarakat perkotaan dengan gaji Rp 4,5 juta-Rp 7 juta, membuat pembangunan rusunami di pusat Kota Batam yang kepadatannya tinggi bisa dilakukan.
"Rusun saat ini sudah banyak, tapi masih kategori sewa atau rusunawa. Ada yang dibangun Jamsostek dan Kementerian PUPR yang kemudian dikelola pemerintah daerah (pemda)," tutur Djaja.
Dia menambahkab, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membangun rusunami di daerah perkotaan.
Dengan keadaan dan kondisi yang seperti itu, mau tak mau masyarakat Batam harus mulai mengubah paradigmanya untuk tinggal di hunian vertikal.
"Keadaan yang memaksa, nggak ada pilihan. Mau beli rumah murah nggak ada, rumah tapak juga lahannya habis. Jadi mau nggak mau ya ke vertikal dan itu seiring dengan pertumbuhan itu," tuntas Djaja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.