JAKARTA, KOMPAS.com - Urbanisasi selama ini telah menjadi peristiwa penting dalam kehidupan perkotaan.
Tiap tahunnya, penduduk desa pindah ke kota dengan alasan untuk bekerja. Kota-kota di Indonesia tumbuh rata-rata 4,1 persen per tahun dan saat ini Bank Dunia mencatat 52 persen dari total populasi penduduk Indonesia tinggal di area perkotaan.
Bank Dunia memprediksi pada 2025 ada sekitar 68 persen penduduk Indonesia merupakan warga yang tinggal di kota.
Kendati begitu, tingkat urbanisasi yang tinggi di Indonesia belum mampu menjadi faktor yang membuat sejahtera penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Urbanisasi di Indonesia belum menyejahterakan. Di Indonesia satu persen urbanisasi korelasinya rendah dengan pertambahan Gross Domestic Product (GDP) per kapita," ucap Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Wicaksono Sarosa, saat menjadi pembicara dalam seminar Urbanization, Urban Housing, and Housing Finance in Indonesia di Hotel Grand Hyatt di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Menurut dia, urbanisasi di Indonesia berbeda dengan di China, Thailand, dan Vietnam yang justru memakmurkan serta menyejahterakan penduduknya.
Alih-alih menyejahterakan penduduknya, urbanisasi di Indonesia hanya memindahkan masyarakat yang miskin di desa menjadi semakin miskin ketika datang ke kota.
Hal tersebut kemudian menjadi tantangan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera ditangani agar urbanisasi tak menambah beban perkotaan.
"Ini cermin karena kita tidak siap menghadapi urbanisasi dari desa ke kota. Padahal yang kita inginkan dari miskin di desa menjadi sejahtera di kota," imbuh Wicaksono.
Oleh sebab itu, Wicaksono menyarankan agar proses urbanisasi ini mengikuti pola di China pada awal pertumbuhannya, yakni dengan menerapkan national urban policy.
Caranya adalah dengan membuat pusat konsentrasi baru selain Jakarta dan kota-kota besar sehingga penyebaran penduduk merata dan tak hanya terpusat di di satu tempat.
"Perlu ada kebijakan yang jelas untuk bagaimana menghadapi situasi ini. Seperti ada payung hukum yang kuat sehingga kota tidak tumbuh begitu saja, jalan sendiri-sendiri," pungkas Wicaksono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.