Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air PDAM yang Hilang Sebanyak 33 Persen

Kompas.com - 18/10/2016, 07:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) disebut-sebut mengalami losis atau kehilangan air cukup banyak sehingga menjadi salah satu masalah yang dikeluhkan pemerintah.

Jumlah kehilangan air atau non revenue water (NRW) yang berasal dari saluran PDAM sendiri tercatat sebesar 33 persen.

"Jumlah kehilangan ini cukup banyak padahal pemerintah saat ini berusaha menekan angka kehilangan air tersebut menjadi 20 persen," kata Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochammad Natsir dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (17/10/2016).

Menurut Nastir, kehilangan air PDAM ini disebabkan oleh dua faktor, yakni teknis dan komersial. Keduanya kemudian berujung pada persoalan finansial yang mengakibatkan kerugian.

Persoalan teknis disebut Natsir biasanya terjadi akibat bocornya sambungan pipa PDAM yang sudah digunakan dalam kurun waktu lama.

Hal itu diperparah dengan minimnya alokasi dana untuk perawatan pipa. Sedangkan masalah komersial kerap kali dijumpai dalam hal pencurian atau penggunaan air di pipa PDAM secara ilegal.

"Jadi yang agak kesulitan adalah mengatasi kehilangan air di sebagian jaringan pipa yang cukup lama, sehingga berpotensi bocor dan ada kehilangan air dan tidak bisa diabaikan adalah pencurian air," tambah Natsir.

Kendati demikian, Natsir mengakui belum mengetahui secara pasti total kerugian akibat kehilangan air tersebut.

Pihaknya bersama dengan PDAM saat ini masih melakukan pendataan dan perbaikan manajemen layanan agar kerugian yang disebabkan oleh kehilangan air tak semakin besar.

"Nilai belum kami hitung, ya tinggal nanti berapa yang hilang dikalikan tarif rata-ratanya," ujar dia.

Persoalan ternyata tak berhenti di situ, masyarakat yang menjadi pelanggan PDAM saat ini sangat konsumtif menggunakan air.

Penggunaan air PDAM per kapitanya saat ini mencapai 144 liter per hari. Jumlah tersebut sangatlah berlebihan sehingga rata-rata air PDAM terbuang sia-sia.

Maka dari itu, Natsir terus mendorong masyarakat agar bisa menggunakan atau mengonsumsi air PDAM menjadi rata-rata hanya 100 liter per hari.

Selain itu, kampanye tersebut juga dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang akibat pencurian air yang masih sering terjadi.

"Kami juga lakukan pengenalan teknologi agar hemat air, kita mulai dari kantor pemerintahan. Contoh di gedung ini (Gedung Kementerian PUPR) kami pakai sistem yang akan menutup otomatis ketika air sudah penuh atau tidak diperlukan dan penggunaan shower juga kita tekan," pungkas Natsir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau