JAKARTA, KOMPAS.com - Pembebanan 100 ton pasir dipilih sebagai cara untuk merobohkan Gedung Bank Panin di Bintaro, Tangerang Selatan, yang akan dieksekusi pada Jumat (14/10/2016) pukul 22.00 WIB malam.
Baca: 100 Ton Pasir Digunakan untuk Robohkan Gedung Panin
Teknik ini disebut PT Wahana Infonusa, pihak kontraktor yang ditunjuk merobohkan Gedung Bank Panin menjadi yang paling ideal dibanding menggunakan dinamit atau wrecking ball agar jatuhnya puing-puing bangunan bisa lurus.
Namun, hal sebaliknya justru disampaikan oleh Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta yang menyebutkan, cara tersebut berbahaya dan memungkinkan timbulnya kejatuhan yang tak terkendali.
"Ya bahaya dong. Sekarang begini, ada gedung sudah dirancang terus dikasih beban yang berlebihan ya bakal jebol atau jatuh sama kayak jembatan kalau berlebih jebol. Dan jebolnya itu ke kali selesai. Tetapi ini gedung, semakin hancur ke bawah," jelas dia kepada Kompas.com, Jumat (14/10/2016).
Jika pun nantinya jatuh secara progresif, puing-puing gedung belum tentu terkendali karena gedung tersebut terdiri dari puluhan lantai, bukan hanya tiga lantai yang apabila jatuh masih bisa diperhitungkan area terdampaknya.
Sementara itu, cara alternatif lainnya seperti menggunakan wrecking ball atau dengan cairan untuk melemahkan disebut Davy tidak jelas karena tak sesuai prosedur yang semestinya.
"Sekarang kalau tiga lantai kita proyeksikan saja ke tanahnya, masih di halamannya-lah tapi kan kalau sudah puluhan lantai itu pasti ke jalanan. Jadi nggak boleh dengan cara pelemahan cairan kimia, itu sudah pasti nggak boleh," tuntas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.