MATARAM, KOMPAS.com – Mengacu kepada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019, masyarakat harus memiliki akses terhadap air minum.
Berdasarkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2013-2018, capaian layanan air minum untuk perkotaan adalah sebesar 87,56 persen dan pedesaan sebesar 81,87 persen.
Untuk mencapai target RPJMN, pembangunan sarana air minum menjadi salah satu program prioritas.
Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu program terobosan Pemerintah Provinsi NTB untuk pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) no 6, menyangkut pemenuhan kebutuhan air minum.
"Penyediaan kebutuhan air minum dan sanitasi di NTB adalah salah satu tantangan pembangunan saat ini. Terbatasnya akses terhadap sarana air minum dan sanitasi dasar yang layak berdampak terhadap tingkat kesehatan dan produktivitas masyarakat," ujar Gubernur NTB Zainul Majdi saat diskusi media dalam rangka Program Peningkatan Akses Air Minum dan Penyehatan Lingkungan oleh AQUA di NTB, Kamis (13/10/2016).
Zainul memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk swasta yang juga membantu pemerintah.
Menurut dia, kemitraan multi pihak merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program di NTB.
Dalam partisipasi Aqua sebagai swasta yang meembeeri bantuan, melakukan berbagai macam kegiatan sejak 2007.
Sustainable Development Manager Danone Aqua Okta Fitrianos, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat di seluruh Indonesia dalam mendapatkan akses air minum, sanitasi dan penyehatan lingkungan.
"Program ini kami implementasikan di berbagai wilayah operasional maupun di lokasi yang memang membutuhkan, termasuk di NTB,” tutur Okta.
Aqua bekerjasama dengan Yayasan Masyarakat Peduli–Nusa Tenggara Barat (YMP-NTB) dalam perencanaan dan pelaksanaan program peningkatan akses air minum, sanitasi dan penyehatan lingkungan di NTB.
Pemilihan Lombok Timur sebagai wilayah sasaran berdasarkan rekomendasi Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional.
Meskipun perusahaan ini tidak beroperasi di Lombok Timur, program ini dirasa penting karena lokasi tersebut termasuk dalam peta rawan air minum dan sanitasi.
Selain itu, pemerintah daerahnya memiliki komitmen dan perencanaan yang kuat untuk menyelesaikan isu-isu air minum dan sanitasi di wilayahnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur YMP-NTB Ellena Rachmawati mengatakan, masyarakat di Desa Beriri Jarak dan Kembang Kerang Daya, Lombok Dua dulunya mengalami kesulitan mengakses air, terlebih saat musim kemarau.
"Dengan program yang didukung perusahaan, masyarakat saat ini dapat mengakses air minum dan sanitasi dasar yang layak disetiap rumah. Keberhasilan program ini karena adanya kerja sama dan partisipasi yang kuat dari berbagai pihak," jelas dia.
Pelaksanaan program di Desa Beriri Jarak dengan 4.465 penduduk di 9 dusun saat ini 80 persen sudah dapat menikmati akses air minum dan dan 80 persen dari 1.304 rumah tangga telah memiliki fasilitas sanitasi dasar yang layak.
Sedangkan di Desa Karang Kembang Daya, dari total 6.284 penduduk yang berada di 1.874 rumah dan tersebar di 10 dusun, pencapaian program adalah 80 persen untuk akses air minum dan 90 persen untuk fasilitas sanitasi.
Program Peningkatan Akses Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Nusa Tenggara Barat merupakan bagian dari inisiatif Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) yang dikembangkan Aqua.
Program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 130.000 jiwa penduduk di 17 Kabupaten/ Kota di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.