JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan sektor ritel di Indonesia diperkirakan masih akan terus membaik meskipun perekonomian masih lemah.
Pasalnya, pusat perbelanjaan di Indonesia memiliki perbedaan cukup mencolok dengan pusat belanja di luar negeri.
"Meski ekonomi lemah, tetapi pusat perbelanjaan di sini berbeda, lebih digunakan untuk komunitas, arisan, berkumpul, dan lain-sehingga orang nggak bosan datang," kata Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APBBI) Stefanus Ridwan, di Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Ridwan memprediksi hingga akhir tahun nanti akan ada peningkatan sektor ritel sekitar 10 hingga 15 persen di seluruh Indonesia terutama di Jakarta.
Kendati demikian, pasar ritel Jakarta masih bergerak moderat walaupun secara keseluruhan hingga semester I-2016 terdapat tambahan pasokan seluas 43.600 meter persegi.
Secara total, berdasarkan riset Leads Property Indonesia, suplai area ritel di Jakarta saat ini ada 4,95 juta meter persegi dengan rincian 3,07 juta meter persegi (62,07 persen) ritel sewa, 1,22 juta meter persegi (24,67 persen) ritel strata, dan 657.536 meter persegi (13,26 persen) ritel campuran.
Wilayah central business district (CBD) Jakarta menjadi lokasi dengan suplai ritel terbanyak yakni sebesar 28 persen.
Bahkan ke depannya, menurut laporan Colliers International Indonesia, CBD bakal kedatangan pusat perbelanjaan baru sehingga menjadi bagian dari 63 persen suplai ruang ritel di masa depan untuk periode 2016-2019.
Setidaknya ada 15 pusat perbelanjaan baru yang dibangun dan beroperasi dalam lima tahun terakhir di Jakarta.
Sembilan di antaranya berada satu lokasi dengan pengembangan apartemen seperti misalnya Lippo Mall Puri yang mulai dibuka pada 2014, One Belpark Mall pada 2015, dan Bassura City Mall pada pertengahan 2016 ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.