Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih 30 Tahun Bekerja, Ini Harapan Para Pensiunan Dirjen Kementerian PUPR

Kompas.com - 27/09/2016, 07:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi memiliki 6 pimpinan baru sekelas direktur jenderal (dirjen).

Sebagian dari para pejabat baru ini menggantikan pejabat lama yang lengser karena pensiun.

Salah satu pejabat yang pensiun ini adalah Taufik Widjojono sebagai mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen).

Posisi Taufik kemudian digantikan oleh Anita Firmanti Eko yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Taufik sendiri menjabat menjadi Sekjen selama 2 tahun.

"Di PU saya bekerja sejak tahun 1981, berarti sudah 35 tahun," ujar Taufik kepada Kompas.com usai pelantikan pejabat tinggi madya di Kementerian PUPR, Rabu (21/9/2016).

Meski sudah pensiun, tidak berarti Taufik akan selamanya meninggalkan PUPR. Menurut dia, setelah lengser dari jabatannya, Taufik masih akan bolak-balik kementerian teknis tersebut.

Pasalnya, ia menjadi salah satu Widyaiswara yang memiliki tanggung jawab untuk mengajar lembaga pendidikan dan pelatihan, khususnya di Kementerian PUPR.

Sementara kegiatan lainnya terkait Kementerian PUPR, Taufik mengaku menyerahkan seluruhnya kepada Menteri PUPR.

Taufik juga mengatakan harapannya terhadap kementerian yang sudah membesarkan karirnya selama 30 tahun ini.

"PUPR harus mampu menghadapi tantangan. Membangun infrastruktur, mengentaskan kesenjangan, mengatasi lingkungan langka air, menyatukan nusantara dengan infrastruktur jalan supaya simpul-simpulnya menyatu, sampai menyentuh kebutuhan masyarakat.

Itu tantangan dan harapan masyarakat besar," tutur pria yang terkenal ramah pada wartawan tersebut.

Meski tantangannya cukup berat, Taufik optimistis Kementerian PUPR memenuhi keseluruhan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, proses pemenuhannya dilakukan secara bertahap.

Selain Taufik, pimpinan tinggi madya yang juga meninggalkan jabatannya di Kementerian PUPR adalah Hermanto Dardak.

Sebelumnya, pria yang merupakan ayah dari Bupati Trenggalek Emil Dardak ini, menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW).

"Sejak lulus, saya kemudian di Dirjen Pentaan Ruang, Bina Marga, Wakil Menteri PU dan BPIW, jadi totalnya 36 tahun. Di BPIW satu tahun lebih," jelas Hermanto.

Setelah lengser dari BPIW, ia mengaku sudah memiliki kesibukan lain. Hermanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII), akan fokus terhadap jalannya organisasi tersebut.

Menurut dia, banyak yang dilakukan di PII. Salah satunya adalah memperjuangkan terdaftarnya para insinyur di Indonesia.

Caranya, dengan menggaet perguruan tinggi untuk bekerjasama. Dalam kerjasama tersebut, Hermanto juga mengharapkan sarjana teknik mendapatkan pengakuan resmi yang dibuktikan melalui penerbitan sertifikat.

Sementara itu, pada Kementerian PUPR sendiri, pria kelahiran tahun 1957 ini mengharapkan proyek-proyek infrastruktur ataupun fisik lainnya, dapat dibangun sesuai perancangan.

"Programnya harus terpadu dalam arti ada masterplan keterpaduan rencana, kesingkronan program, dan sesuai urutannya. Singkronisasi pelaksanaan infrastruktur dengan kawasan yang dibangun juga diperlukan di sana," tutur Hermanto.

Ia menambahkan, pengendalian dapat memberikan infrastruktur yang efisien, sehingga mampu mengembangkan kehidupan yang smakin baik.

Kemudian ekonomi masyarakat akan menggeliat tinggi, berkelanjutan dan cerdas dalam hal ekologi maupun menuju kesejahteraan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com