BELITUNG, KOMPAS.com - Menemukan dan menikmati jalan mulus di Pulau Jawa, itu sudah biasa.
Sebaliknya di Pulau Sumatera, jalan mulus ibarat hidangan istimewa yang hanya bisa ditemui di kawasan tertentu dan kota besar.
Selebihnya, jalan berlubang, bahkan di beberapa bagian Pulau Sumatera mirip kubangan. Tengok saja di Jalur Lintas Timur (Jalintim).
Nah, saat Kompas.com berkesempatan meliput kegiatan Kementerian Pariwisata di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel), jalan berlubang dan kubangan nyaris tak ada.
Saking mulusnya jalan, Anda bisa-bisa mengantuk selama perjalanan.
"Alhamdulillah, kalau jalan di sini memang bagus. Soalnya truk-truk sama mobil pribadi jalurnya dipisah," ujar salah satu sopir travel bernama Edo saat mengantar berkeliling Belitung, Sabtu (3/9/2016).
Edo menambahkan, jalan yang mulus merupakan berkah untuk sektor pariwisata karena memudahkan sopir travel seperti dia ketika mengantar pengunjung.
Tidak hanya di kota besar, jalan tanpa lubang ini bahkan terdapat dan menghubungkan desa-desa di Belitung dan melewati kawasan hutan.
Sebagian besar jalan juga dirancang dengan ruas yang lebar. Bahkan, di beberapa titik, satu jalurnya terdiri dari dua lajur.
Menurut Edo, jalan yang mulus dan mengelilingi pulau serta menghubungkan desa-desa ini sudah dibangun sejak 10 tahun lalu. Namun, pelebarannya baru dilakukan 5 tahun silam.
Jalan mulus ini terbentang dari pusat kota Tanjung Pandan menuju tempat wisata populer, Tanjung Tinggi via Tanjung Pendam.
Selain itu, dari Tanjung Pandang sampai Gantung, Belitung Timur, di mana terletak wisata Replika Sekolah Laskar Pelangi, jalannya juga bebas hambatan bak Jalan Tol Jagorawi yang terkenal mulus itu.
Sementara jalan yang agak rusak dan berlubang hanya menuju Tanjung Pandan-Tanjung Tinggi via Jalan Sudirman dekat Bandara H. A. S. Hananjoeddin.
Warga yang ditemui Kompas.com mengatakan, umur jalan ini memang terhitung baru.
"Di sini masih agak sepi, pemukimannya masih baru," kata warga tersebut.
Jalan ini juga tampaknya dilewati oleh truk-truk besar karena ada plang peringatan untuk berhati-hati karena jalan dilintasi truk.
Singkat
Karena tidak macet dan jalannya mulus, untuk mencapai tempat wisata di Belitung cukup cepat.
Dari Tanjung Pandan sampai ke Tanjung Tinggi misalnya, waktu yang ditempuh hanya sekitar 40 menit.
Namun, ke tempat wisata yang lebih jauh dari pusat kota, misalnya Replika Sekolah Laskar Pelangi, Museum Kata, dan Rumah Ahok di Belitung Timur, waktu tempuhnya mencapai 1 jam 30 menit.
Belum lagi obyek wisata Pantai Penyabong di selatan atau Pantai Punai di tenggara yang bisa ditempuh selama 2 jam.
Namun, karena mulus, waktu 1,5 jam atau 2 jam menjadi tak terasa lama.
Angkutan umum
Meski jalan-jalan di Belitung sudah bagus, kendaraan yang melintas terhitung sangat jarang.
Bahkan, di beberapa lokasi startegis, belum ada lampu jalan sehingga penerangan hanya dari kendaraan atau rumah warga.
Angkutan umum juga sangat terbatas dan hanya beroperasi maksimal sampai pukul 12 siang. Menurut informasi, jumlah taksi pun tak lebih dari 6 unit.
Para pelancong biasanya memanfaatkan jasa travel perorangan atau biro wisata yang menyediakan kendaraan seperti mobil atau motor untuk menuju tempat wisata.
Beruntung, harga sewa kendaraan di Belitung tidak terlalu mahal yakni hanya sekitar Rp 250.000 untuk mobil dan Rp 50.000-Rp 80.000 untuk motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.