Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang China Mulai Merangsek Amerika

Kompas.com - 05/09/2016, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Selama delapan tahun, pengembang lokal secara bertahap menyiapkan tanah seluas 17 hektar yang berjarak 10 mil di selatan pusat kota San Francisco, Amerika Serikat untuk sebuah proyek besar.

Sekarang, proyek tersebut diambil alih pengembang China. Adalah Greenland Holding Group, Ping An Trust dan investor lainnya yang sanggup membayar 171 juta dollar AS (Rp 2,25 triliun) bulan lalu untuk situs yang menjorok ke Teluk San Francisco tersebut.

Pemilik baru merencanakan pembangunan lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 13,2 triliun) yang ditujukan untuk perusahaan bioteknologi, industri yang tengah berkembang pesat.

"Kami cukup yakin tentang pasar lokal dan khususnya tentang pasar penelitian dan pengembangan," kata Taotao Song, CEO Greenland Holding Group.

Selama tiga tahun terakhir, investor China tercatat semakin agresif membenamkan uang ke beberapa bangunan tertinggi di kota-kota AS lainnya, termasuk New York, Boston, Chicago, Los Angeles dan Miami.

Aliran kas dari China ke properti komersial AS terus berlanjut. Mereka berusaha untuk diversifikasi bisnis pada saat kepercayaan memudar di pasar proeprti lokal.

Kampanye anti-korupsi Presiden Xi Jinping juga telah memaksa investor China mencari proyek-proyek di luar negeri sebagai cara untuk melindungi nilai terhadap tindakan keras yang mungkin berakibat pada bisnis mereka.

Para pejabat telah memblokir penjualan properti dan menahan eksekutif perusahaan selama penyelidikan.

Menurut data tracker Real Capital Analytics Inc. pada semester pertama 2016, pembelian properti komersial AS oleh investor asal China naik 19 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5 miliar dollar AS (Rp 65,8 triliun).

Termasuk penawaran di bawah kontrak yang belum selesai, investor China telah berkomitmen senilai 12,9 miliar dollar AS (Rp 169,73 triliun) tahun ini, sehingga hampir menyamai total kesepakatan 14 miliar dollar (Rp 184,2 triliun) pada tahun 2015.

Kenaikan lebih lambat terjadi tahun ini, mengingat bahwa pada tahun 2014 hanya ada 3,4 miliar dollar (Rp 44,73 triliun) prroperti yang dibeli investor China.

Namun, ada beberapa angin segar untuk investor negeri Tirai Bambu ini, sementara pejabat mencari cara untuk menyumbat aliran uang keluar negara.

Bagi investor properti yang ingin mendapatkan uang, membangun gedung baru adalah fokus utama, mengingat investasi ini menawarkan pengembalian yang jauh lebih tinggi.

Di satu sisi, membangun gedung baru juga lebih berisiko daripada membeli bangunan yang sudah ada.

"Sebagian besar mencari peluang pengembangan," kata Stephen Collins, pengamat pasar modal asal JLL.

Awal bulan ini, Shanghai Municipal Investment China mengatakan telah bergabung dengan Extell Development Co yang berbasis di New York untuk membangun proyek senilai 3 miliar dollar AS, yaitu Central Park Tower.

Proyek kondominium pencakar langit ini lebih tinggi dari Empire State Building yang menjadi menara apartemen tertinggi di AS.

Sementara Greenland Group, membenamkan 1 miliar dollar AS (Rp 13,2 triliun) untuk menara bernama Metropolis yang sedang dibangun di Los Angeles.

Perusahaan ini juga memiliki 70 persen dari pembangunan apartemen 6 miliar dollar AS (Rp 78,9 triliun) di Brooklyn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com