Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Rumah Lebih Cepat dengan Sistem Modular

Kompas.com - 27/08/2016, 20:39 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inovasi di bidang perumahan tidak bisa diabaikan, mengingat pemerintah sedang mengejar target Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah untuk rakyat.

Satu juta bukanlah angka yang sedikit, baik untuk pembangunan rumah susun (rusun) atau rumah tapak.

Menurut Kepala Badan Penelitan dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto, teknologi pembangunan rumah ini harus berpindah dan meninggalkan gaya konvensional yang cenderung menghabiskan waktu.

"Teknologi harus diubah, kalau tidak, rumah dikerjakan sembarangan. Karena kualitas nggak boleh turun, kita kembangkan modular system," ujar Arie, di Jakarta, Jumat (28/8/2016).

Untuk menerapkan sistem ini, kata Arie, perlu adanya standardisasi ukuran. Misalnya, unit rusun ditentukan ukurannya 36 meter persegi, kemudian yang perlu ditentukan adalah ukuran pintu dan jendela.

"Kalau sudah ada standardisasi ukuran, semua (proyek rusun) bisa "dikeroyok". Nggak harus tender dulu," sebut Arie.

Pengembangan sistem modular ini dilakukan pada komponen struktural, misalnya balok, kolom, plat lantai, dan dinding.

Selain itu, sistem modular juga dikembangkan pada komponen non-struktural misalnya jendela, pintu, dan tangga, serta komponen utilitas seperti perpipaan.

Produk Balitbang yang dikembangkan untuk mengakomodasi kebutuhan ini Sistem Pracetak C-Plus dan Sistem Pracetak n-Panel.

Sistem Pracetak C-Plus ideal digunakan untuk bangunan bertingkat. Sambungan balok kolomnya menggunakan kombinasi sambungan mekanis berupa pelat baja dan baut serta grouting dengan semen non-shrinkage.

Produk ini sudah diterapkan pada Rusun Cigugur Tengah, Cimahi, Kabupaten Bandung, Jawa barat.

Sementara Sistem Pracetak n-Panel, konsepnya terdiri dari 4 panel dinding berbentuk "N". Panel ini disambungkan dengan sistem kombinasi sambungan basah dan sambungan kering.

Teknologi tersebut sudah diujicobakan pada bangunan 2 lantai di Balai Sungai Puslitbang Sumber Daya Air Kota Solo, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com