Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hunian Berimbang, Pengembang Terkendala Batasan Harga

Kompas.com - 22/08/2016, 09:37 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pengadaan perumahan komersial, pengembang dituntut untuk menaati Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 terkait hunian berimbang.

Hingga saat ini, peraturan tersebut masih sulit dipenuhi oleh pengembang karena berbagai faktor.

Menurut Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Eddy Hussy, salah satu kendala tersebut karena hunian berimbang dikaitkan dengan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Harga rumah FLPP hanya Rp 140 juta per unit. Kalau pengembang bangun rumah di DKI Jakarta tidak akan bisa bangun," ujar Eddy, Jumat (19/8/2016).

Eddy menuturkan, sebelum direvisi, peraturan mengenai hunian berimbang memakai komposisi 1:3:6. Artinya, untuk satu rumah mewah, pengembang harus bangun 3 rumah menengah dan 6 rumah sederhana.

Untuk rumah sederhana berukuran luas 70 meter persegi, pengembang dianggap sudah melakukan kontribusi hunian berimbang. Kendalanya saat itu, luasan 70 meter persegi ini terlalu besar untuk disebut rumah sederhana.

Namun, setelah direvisi, hunian berimbang saat ini cenderung diukur berdasarkan harga rumah.

"Ahok (Gubernur DKI Jakarta) juga marah, tidak mau rusunami (rumah susun milik) untuk hunian berimbang di DKI. Beliau cuma mau rusunawa (rumah susun sewa) yang disewakan," kata Eddy.

Ia pun minta pemerintah bisa mengkaji peraturan ini kembali. Di satu sisi, Eddy setuju peraturan hunian berimbang direvisi, namun jika dikaitkan dengan FLPP, maka tentu akan berat bagi pengembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com