Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelumit Kisah di Balik Rumah Lengkong dan Gugurnya Daan Mogot

Kompas.com - 18/08/2016, 09:48 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Salah satu bangunan bersejarah yang luput dari perhatian publik adalah Rumah Lengkong yang berada di wilayah Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan.

Rumah yang menjadi satu dengan Monumen Palagan Lengkong ini berada menjelang pintu masuk Damai Indah Golf di area Taman Daan Mogot dan menjadi area terdepan perumahan Bukit Golf Terrace BSD City.

Berdirinya Monumen Palagan Lengkong dan Rumah Lengkong sendiri terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Kala itu, setelah pemerintahan sipil di Tangerang pulih, dibentuklah Resimen 4 Tangerang yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah berkaitan dengan pertahanan.

Dalam hal ini, di Tangerang masih terdapat markas besar dan persenjataan kuat Jepang yang dipimpin oleh Kapten Abe.

Markas tersebut berada di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong dan berada di bawah pengawasan sekutu di Bogor.

Tersiarnya kabar Belanda yang berkedudukan di Bogor akan menguasai Parung dan kemudian Lengkong membuat Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Tangerang, terancam posisinya.

Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Monumen untuk menghormati para korban tewas dalam pertempuran Lengkong.

Oleh sebab itu, dibentuklah sebuah tim dengan memanfaatkan serdadu Inggris berkebangsaan India yang desersi untuk meminimalisasi ancaman Belanda dan memperoleh tambahan senjata serta pelucutan senjata dari Jepang.

Pada 25 Januari 1946, pasukan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) bersama dengan serdadu India berseragam tentara Inggris berangkat menuju Lengkong.

Mereka diizinkan masuk markas Jepang dan kemudian Mayor Daan Mogot selaku pimpinan TRI melakukan perundingan dengan Kapten Abe.

Hasil dari perundingan tersebut, pihak Jepang setuju untuk menyerahkan senjatanya namun tiba-tiba di tengah perundingan terdengar suara letusan senjata yang membuat keadaan berubah seketika menjadi kacau dan panik.

Tentara Jepang yang panik dan mengira diserang serentak menembaki TRI Resimen 4. Peristiwa itu kemudian berakhir dengan menelan korban 34 Taruna dan 3 Perwira termasuk Mayor Daan Mogot.

Sedangkan mereka yang masih hidup dan luka-luka ditahan oleh pihak Jepang.

Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Rumah Akademi Militer Tangerang dan pos penjagaan yang persis berada di belakangnya.

Untuk mengabadikan pertempuran tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kemudian membangun Monumen Akademi Militer Tangerang pada 26 Januari 1967.

Selain terdapat monumen kehormatan berisikan nama-nama taruna dan perwira yang tewas, Monumen Palagan Lengkong juga memiliki sebuah rumah yang kerap disebut Rumah Lengkong.

Kompas.com sempat mengalami kesulitan menemukan monumen dan rumah yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya ini. 

Hal ini terjadi lantaran posisinya yang terhalang beberapa pohon rindang nan besar. Ketika berada di sana, suasananya praktis sepi dan tidak ada penjagaan khusus.

Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Terhalang oleh beberapa pohon rindang membuat Rumah Lengkong sulit dikenali dari jalan raya.

Menurut salah satu satpam Bukit Golf Terrace, Rumah Lengkong saat ini menjadi tanggung jawab pihak pengelola BSD City dan biasanya ada petugas keamanan keliling untuk memeriksa kondisi rumah tersebut.

Meski minim penjagaan, rumah dan juga monumen yang ada masih terawat dengan baik dan tidak ada coret-coretan yang kerap ditemui di bangunan bersejarah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com