Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Tudingan Jonan, Kepala BPJT Bilang Insiden "Brexit" Tanggung Jawab Bersama

Kompas.com - 08/07/2016, 14:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna memilih untuk tidak menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang melemparkan kesalahan dan tanggung jawab kemacetan parah jelang pintu keluar Tol Pejagan-Brebes yang berakibat meninggalnya belasan pemudik.

"Saya memilih untuk tidak menanggapi alias no comment. Tidak pada tempatnya kami sebagai pejabat negara saling melempar tanggung jawab," ujar Herry kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).

Namun, Herry mengakui kemacetan dan insiden kematian belasan pemudik selama kurun 29 Juni hingga 5 Juli 2016 lalu merupakan tanggung jawab bersama. 

Semua harus bertanggung jawab, termasuk dirinya dan BPJT yang dipimpinnya. Pasalnya, menjelang H-7 Lebaran, pemerintah menggelar rapat koordinasi kesiapan mengawal dan memonitor arus mudik dan balik.

"Semua pihak yang terlibat dalam kelancaran dan pengamanan arus mudik dan balik Lebaran hadir. BPJT, Korlantas Polri, Dirjen Perhubungan Darat, semua ada," ungkap Herry.

Jadi, kata dia, tidak seharusnya Menteri Jonan mengatakan BPJT tidak siap menghadapi situasi seperti di Brebes tempo hari.

Antisipasi dan pengamanan jalur Lebaran sudah sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP). Termasuk rekayasa lalu lintas berupa contra flow, pengalihan arus lalu lintas, dan juga buka tutup gerbang tol.

"Semua sudah disepakati bersama. Masalahnya adalah, jumlah kendaraan melonjak dibanding ketersediaan jalan. Untuk ini pun kami sudah mengantisipasinya dengan menyiapkan jalur-jalur alternatif," sebut Herry.

Jalur Lebaran yang bisa digunakan oleh pemudik, kata Herey, tidak sebatas jalan tol, melainkan ada juga jalan non-tol dengan kapasitas dan level yang dimiliki provinsi, kota dan kabupaten yang dilintasi maupun dituju.

Jalan non-tol tersebut di antaranya adalah jalur lintas utara jawa yang merupakan kelas jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota atau jalan kecamatan yang justru bukan merupakan domain BPJT.

"Ini adalah tanggung jawab bersama. Mari kita cari solusi bersama," kata Herry.

Terkait antisipasi arus balik Lebaran, Herry memastikan SOP yang dijalankan saat arus mudik akan diterapkan kembali. Namun intensitasnya lebih ditingkatkan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan, kemacetan parah yang terjadi di pintu tol Brebes Timur membuktikan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) belum siap menghadapi situasi seperti saat arus mudik Lebaran.

Jonan mengatakan, membludaknya jumlah kendaraan yang lewat dari Gerbang Tol Brebes Timur, diyakini sudah diprediksi BPJT. Namun, Jonan tidak mengetahui mengapa kemacetan parah itu masih bisa terjadi.

Jonan mengakui, kemacetan saat arus mudik Lebaran tahun ini sangat parah dibanding kemacetan di tahun sebelumnya.

"Memang sangat parah (kemacetan tahun ini), BPJT belum siap sebagai operator. Kalau prediksi pasti diprediksi, tapi karena nggak siap. Selain itu exit terakhir kan di Brebes, bisa seperti itu juga (macet), karena jalannya bukan jalan arteri," ujar Jonan saat ditemui di pusat kendali kereta api di Pusat Kendali Daerah Operasi 1, Bukit Duri, Jakarta Selatan (7/7/2016).

Kompas Video Antrean Kendaraan Sepanjang 18 KM di Tol Pejagan - Brebes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com