Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Dramatis Jakarta-Solo Dua Malam Tiga Hari

Kompas.com - 04/07/2016, 17:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Brebes sekarang adalah trauma. Di kota ini, jutaan pemudik dipaksa harus mengalami absurditas perjalanan pulang kampung yang tidak biasa.

Bahkan, Brebes dalam tiga hari terakhir berada di luar nalar kita. Jarak 6 kilometer dari Bangsri ke pusat kota sentra telor asin ini harus ditempuh dalam waktu 7 jam.

Karena itu, mudah dimafhumi jika seorang Ratna Luisiana Dewi memilih untuk tidak lagi menerima penderitaan secara sadar, laku dan ritual mudik lewat darat.

"Ini perjalanan mudik paling heboh, dahsyat, di luar logika. Saya trauma, tidak mau lagi mudik lewat darat," ungkap Ratna kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com, Senin (4/7/2016).

Dia dan temannya menghabiskan tiga perempat waktu dari total 45 jam perjalanan Jakarta-Solo di Brebes melalui jalur lintas utara Jawa. Padahal jarak Jakarta-Solo 571 kilometer.

Ini artinya, untuk sampai di Solo, Ratna menghabiskan waktu dua malam tiga hari.

"Luar biasa," kata dia.

Ratna dan teman seperjalanannya berangkat dari Terminal Grogol pada pukul 17.00 WIB Sabtu (2/7/2016) dengan menumpang bis Sindoro bertarif Rp 395.000.

Seharusnya, tarifnya Rp 330.000, namun karena bisnya dilengkapi toilet, Ratna diminta membayar uang tambahan sebesar Rp 65.000.

KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Sistem buka tutup untuk mengatasi kemacetan kendaraan di pintu keluar tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Jumat (01/07/2016). Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran.
Ratna berkisah, awal perjalanan berlangsung lancar. Dia pun bersuka cita membayangkan perjalanan teman lainnya pada Jumat (1/7/2016) menuju Solo yang mulus tanpa hambatan.

Setibanya di Kanci pada pukul 23.00 WIB, perasaan dan emosi Ratna masih sama dengan saat memulai perjalanan.

Namun, kesan itu berubah ketika sampai di Brebes dan bis yang ditumpanginya tak kunjung bergerak. 

Untuk dua-tiga jam, Ratna masih bersabar menunggu meskipun ada sedikit kegelisahan. Ketika Sindoro hanya bergeser sekian meter dalam hitungan jam, dia mulai menyadari harus menerima kenyataan tersebut sebagai bagian dari sensasi perjalanan mudik.

Hingga Minggu (3/7/2016) malam, Ratna dan bis Sindoronya masih berada di kota bawang. 

Sepanjang waktu itu, perempuan bersuara merdu ini bolak-balik ke toilet, makan, dan tidur. Bukan untuk sekadar membunuh waktu, tentu saja, melainkan untuk mengusir cemas, dan gelisah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com