Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Mereguk "Cuan" dari Bisnis Sewa Apartemen di BSD

Kompas.com - 27/06/2016, 16:53 WIB
M Latief

Penulis

KOMPAS.com - Ada dua keuntungan utama berinvestasi di sektor properti apartemen, terutama di kawasan BSD City. Keuntungan itu adalah nilai sewa dan capital gain yang terjadi akibat progres penjualan maupun pembangunan.

"Nilai sewa apartemen tiga kali lipat dari nilai sewa rumah dan ruko yang hanya tiga ampai empat persen per tahun," ujar Ratdi Gunawan, konsultan pemasaran B Residence BSD City, kepada Kompas.com, Minggu (19/6/2016).

Ratdi mengambil contoh cara meraih keuntungan berinvestasi dari nilai sewa. Salah satunya adalah bisnis indekos di daerah BSD City, terutama di sekitas kampus Swiss-German University, Prasetya Mulya Bussines School dan lainnya. Di kawasan itu biaya indekos per bulan berkisar Rp 3,2 juta sampai 3,8 juta per bulan.

"Kalau tiga tahun ke depan apartemen ekslusif yang kami bangun ini . Bisa disewakan Rp 5 juta sampai Rp 6 jutaan per bulan, berarti nilai sewa setahunnya itu Rp 60 jutaan," tutur Ratdi.

Berdasarkan perhitungan Ratdi, Return on Investment (ROI) bisa didapatkan adalah nilai sewa dibagi investasi si pemilik apartemen. Nilai sewa Rp 60 juta dibagi investasi Rp 500 jutaan.

"Artinya, setahun itu bisa dapat nilai sewa 12 persen. Dengan kata lain, 8 tahun sudah balik modal dari nilai sewa. Itu belum dihitung capital gain yang terjadi akibat progres penjualan dan pembangunan dan pengembangan kawasan di BSD di sekitar Aeon mal. Karena, di sana akan banyak terdapat apartemen mewah, perkantoran dan hotel hotel mewah," kata Ratdi.

www.shutterstock.com Return on Investment (ROI) bisa didapatkan adalah nilai sewa dibagi investasi si pemilik apartemen. Nilai sewa Rp 60 juta dibagi investasi Rp 500 jutaan.
Peluang

Untuk dijual atau disewakan, tawaran properti saat ini memang semakin membanjir. Properti masih menjadi primadona investasi. 

Lima tahun silam, mungkin sulit dibayangkan bunga KPR ataupun kredit pemilikan apartemen (KPA) bisa meluruh ke bawah 10 persen setahun. Penurunan bunga KPA dan kredit pemilikan ruko atau rukan malah lebih dalam.

Bunga KPA pada 2011 lalu, ambil contoh, rata-rata masih 10,96 persen. Namun, saat ini, bunga tersebut sudah anjlok hingga level 6,91 persen. Rerata bunga kredit ruko atau rukan turun dari 10,66 persen menjadi 9,9 persen pada kurun waktu yang sama.

Penurunan biaya pembiayaan pemilikan properti tak ayal mendorong minat masyarakat terhadap properti. Perburuan properti tak kalah ramai dengan kegandrungan orang Indonesia berinvestasi emas. Tengok saja gejala demam properti yang terjadi di BSD City.

"Kenaikan harga properti itu hampir pasti, apalagi jika lokasinya strategis," ujar Freddy Pieloor, perencana keuangan MoneynLove Planning and Consulting, kepada Kontan.

Anda pun bisa turut merasakan "cuan" dari investasi ini. Hanya, syaratnya, modal cukup dan memahami betul risiko yang ada. Bagaimana pun, hukum investasi "high risk high return" harus selalu Anda ingat.

Investasi di properti termasuk investasi "kelas berat". Sebab, kita membutuhkan modal yang lebih banyak. Sudah begitu, properti tidak selikuid saham, reksadana, atau emas ketika Anda butuh mencairkannya. Jadi, investor properti memang benar-benar butuh amunisi lebih gemuk.

Namun, sebagai salah satu langkah diversifikasi portofolio investasi, tak salah kalau Anda serius menimbang peluang masuk ke instrumen investasi ini untuk memburu keuntungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com