JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan untuk pasar ritel terus bertumbuh di koridor timur Jakarta, yakni Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang.
Hal ini dipicu pengembangan residensial yang juga mulai menjamur dan meningkatnya populasi.
Selain itu, pemicu bertumbuhnya ritel adalah peningkatan kelas menengah yang membutuhkan ruang ritel sebagai pendukung kebutuhan penduduk lokal.
"Ada cukup banyak ritel yang akan dikembangan di timur Jakarta salah satunya di Jababeka atau Aeon di Deltamas. Kebanyakan (kawasan) yang besar-besar," ujar Director of Economics and Planning Design+Planning PT Aecom Indonesia, Utami Prastiana, di kantornya, Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Hingga akhir 2015, riset Aecom mencatat adanya penambahan mal baru sebanyak 21 proyek. Total luasnya adalah 614.683 meter persegi.
Dengan jumlah ini, pertumbuhan pasokan ritel selama 2005-2015 yakni sebanyak 12,25 persen.
Sementara di masa depan, sebanyak 8 proyek akan menyumbang jumlah ritel di timur Jakarta dengan total luas 383.100 meter persegi.
Adapun dari ritel yang sudah ada, rata-rata okupansinya tercatat sebesar 85 persen.
"Dengan rental okupansi di atas 80 persen sudah bagus sih, yang punya properti sudah punya bargaining position mau taruh harga berapa," jelas Utami.
Biasanya, kata Utami, okupansi ritel di Indonesia berkisar 70-80 persen tergantung sektornya. Dari mal yang sudah ada dan beroperasi di koridor timur Jakarta, harga sewa berkisar Rp 125.000-Rp 320.000 per meter persegi per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.