Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Gempa Baru Ditemukan, Pemerintah Perbarui Peta Gempa 2010

Kompas.com - 30/05/2016, 12:23 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana gempa bumi bisa menimbulkan banyak korban dan kerugian besar.

Untuk itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengusulkan peta gempa tahun 2010 agar diperbarui.

"Dulu 2010 ada dua peta. Tidak gampang menyatukan dua peta gempa. Peta 2010 akan kita update tahun 2016 ini," ujar Basuki saat acara Workshop Karakterisasi Sumber Gempa Baru untuk Updating Peta Gempa Indonesia 2016 di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Menurut Basuki, pembaruan peta ini diperlukan karena ditemukan sumber-sumber gempa baru, baik itu terjadi setelah 2010 maupun gejala geologi yang sebelumnya belum terindikasi.

Saat ini, salah satu sesar baru yang sebelumnya tidak terindikasi adalah mulai dari Nusa Tenggara Barat, Surabaya, Semarang, dan Jawa Barat.

Basuki menuturkan, saat membangun bendungan Jatibarang di Semarang, saat itu mungkin masih aman. Namun, dengan ditemukannya titik baru, peta gempa perlu diperbarui lagi.

Alasan lainnya terkait pembaruan peta ini adalah karena ditemukannya metode teknologi yang baru.

Namun, metode ini masih sebatas pemetaan potensi gempa. Pasalnya, sampai saat ini, belum ada teknologi yang menentukan kapan gempa terjadi.

"Kalau gerhana matahari bisa ditentukan detiknya kapan berapa menit sampai berapa detik. Kalau gempa belum ada," kata Basuki.

Dasar yang ketiga pembaruan peta gempa adalah karena dampak gempa berbeda-beda.

Basuki mencontohkan, jika sudah dibuat tanggul banjir, daerah tersebut dianggap sudah aman.

Kemudian, pembangunan infrastruktur dan gedung menjadi lebih pesat. Namun, saat tanggulnya jebol, misalnya karena gempa, kerugiannya akan lebih tinggi.

Terlebih lagi, tambah dia, saat ini pemerintah tengah mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata.

Jika terkena gempa, pemerintah atau negara akan mengalami kerugian yang besar.

Titik gempa baru

Sementara itu, menurut Kepala Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie S Moerwanto, pelatihan atau lokakarya ini diadakan untuk mengenali sumber-sumber gempa baru dan karakterisik sumber-sumber gempa yang sudah ada.

Lokakarya tersebut membahas lebih mendalam sumber-sumber gempa baru dengan melibatkan para pemangku kepentingan di Indonesia.

Dalam lokakarya ini, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Informasi Geospasial, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Workshop ini akan dilangsungkan selama dua hari dan akan membahas lima topik, yang kaitannya dengan geologi, geodesi, seismologi dan instrumentasi, serta seismic hazard analisis menggunakan perangkat lunak USGS.

"Masing-masing topik akan dipresentasikan paparan temuan akhir dari para ahli yang merupakan tim pusat studi gempa nasional," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com