Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Mahasiswa Arsitektur Bukan Cuma Maket

Kompas.com - 28/05/2016, 10:55 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Endah juga menceritakan, di kampusnya kini tengah fokus mempelajari aristektur tropis. Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan iklim Indonesia.

Dengan menerapkan arsitektur tropis, rumah bisa lebih hemat energi karena banyak memanfaatkan angin dan cahaya matahari.

Jika hanya mempelajari desain dari negara-negara luar yang justru berbeda dari iklim Indonesia, mungkin sulit untuk diterapkan dalam jangka panjang.

Mahasiswa arsitektur adalah calon arsitek berkualitas

Setelah puas memperhatikan karyapara mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kompas.com beralih ke Universitas Tarumanagara.

Di stand perguruan tinggi ini, karya-karya yang ditampilkan lebih banyak berupa maket dan rencana induk.

Maket-maketnya diletakkan di atas papan kayu yang dibentuk menjadi sebuah meja, sementara rencana induk dipajang dengan cara digantung.

Desain-desain yang digantung ini merupakan karya yang sudah pernah masuk dalam kompetisi arsitektural tingkat internasional.

Sisi lain yang cukup membanggakan adalah kebanyakan dari mereka yang mengikuti kompetisi tersebut justru didominasi oleh mahasiswa di tingkat menengah. Pasalnya, mahasiswa tingkat akhir sedang fokus dalam penyusunan skripsi.

Beralih ke maket, bentuknya juga macam-macam. Ada yang membentuk gedung secara memanjang ada pula yang vertikal.

"Untuk maketnya bervariasi ada yang dibuat mahasiswa yang baru masuk, ada juga karya-karya tugas akhir," imbuh asisten dosen di Universitas Tarumanagara, Margaretha.

Ia menceritakan, kebanyakan maket tugas akhir dibuat dalam waktu relatif singkat yakni selama 2 hari.

Cepatnya mahasiswa membuat maket ini karena menggunakan teknik laser cutting. Namun, untuk desainnya sendiri, memakan waktu satu semester.

Calon-calon arsitek ini merupakan harapan bangsa untuk membangun Indonesia lebih baik lagi di waktu mendatang. Sayangnya, banyak dari arsitek-arsitek berkualitas lulusan Indonesia justru memilih untuk bekerja di luar.

Hal tersebut mungkin menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk lebih mengapresiasi arsitek-arsitek muda.

Caranya, dengan apresiasi yang lebih layak dan kepastian hukum dalam menjalankan profesi arsitek di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com