Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu dan Bahasa, Kendala Membangun Rumah Contoh Kampung Tongkol

Kompas.com - 23/05/2016, 12:43 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan rumah contoh yang merupakan proyek kerja sama warga Kampung Tongkol, Ciliwung, Jakarta bersama dengan Architecture Sans Frontières Indonesia (ASF-ID) dan Universitas Indonesia (UI) bukannya tanpa hambatan.

Awalnya warga Kampung Tongkol skeptis dengan proyek tersebut. Namun, kepercayaan yang terus dibangun oleh ASF-ID membuat warga Kampung Tongkol mulai mempercayai mereka.

"Sebetulnya kami warga nggak begitu percaya dengan ASF-ID, tapi kebetulan mereka sering berkunjung ke tempat kami jadi kami lama-lama percaya sama mereka," jelas salah satu warga Kampung Tongkol, Gatot, dalam acara "Obrol Heritage" di Pusat Dokumentasi Arsitektur, Tebet, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Gatot bersama salah satu warga lainnya, yakni Muhammad Gugun menjadi penghubung antara warga dengan para arsitek di ASF-ID.

Dia mengaku awalnya sempat kesulitan memahami bahasa arsitektur yang digunakan oleh para arsitek tersebut, namun seiring berjalannya waktu akhirnya dia bisa memahami semuanya.

Selain bahasa, kesulitannya dalam membangun rumah contoh di Kampung Tongkol adalah perbedaan waktu yang dimiliki masing-masing pihak.

"Karena mereka warga itu kan rata-rata kerjanya siang pulang malam ya akhirnya kita diskusi Sabtu dan Minggu atau malam pas hari kerja. Selain itu kami juga punya kesibukan masing-masing, saya pun sebagai arsitek baru bisa pulang setelah jam kerja," tutur salah satu arsitek di ASF-ID, Brahmastyo dalam kesempatan yang sama.

Perencanaan dan desain dimulai pada Oktober 2015 dan konstruksi rumah contoh tersebut baru dilakukan pada Desember 2015. Pembangunannya pun selesai pada Januari 2016.

Rumah contoh ini terdiri dari empat petak rumah yang dihubungkan menjadi satu. Adapun desain rumah tersebut bukan dari arsitek di ASF-ID, melainkan datang dari warga.

"Desainnya bukan dari kami tapi dari warga yang kasih tahu kami. Desain sederhana ala warga yang cuma digambar pakai pensil tapi sangat jelas fungsinya," ungkap Brahmastyo.

Secara keseluruhan, keempat rumah tersebut memiliki tiga kamar tidur, dua kamar mandi, interkon untuk kegiatan di sisi dalam, dan septic tank. Adapun peruntukkannya saat ini digunakan oleh tujuh kepala keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau