Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Pengembang, Ahok Disarankan Dengar Pendapat Nelayan

Kompas.com - 22/05/2016, 08:11 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengubah kota besar di Indonesia menjadi ekologis, ada tantangannya.

Selain tidak bisa dilakukan perseorangan, misalnya arsitek saja atau kelompok-kelompok tertentu, juga harus melibatkan semua pihak.

Ia mencontohkan kesalahan yang dibuat oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal reklamasi.

"Reklamasi kalau tidak diributkan, kita tidak tahu gubernur kita tahu benar apa pura-pura tidak tahu, kalau di sana sudah ada bangunan. Katanya, tiap bulan ketemu pengembang," ujar arsitek atau perencana kota dari Rujak Center for Urban Studies Marco Kusumawijaya di Jakarta, Jumat (20/5/2016).

Marco menyayangkan kejadian ini. Pasalnya, di salah satu pulau reklamasi justru sudah ada bangunan, padahal perizinannya tidak jelas.

Klaim Ahok yang selalu bertemu dengan pengembang setiap bulan juga dianggap sebagai tindakan kurang tepat.

Sama kelirunya saat Ahok tidak mengajak pihak-pihak terkait lainnya, seperti nelayan, untuk duduk dan berpikir bersama.

"Itu harus didengar juga pendapatnya. Berbahaya kalau buat keputusan penting dan kritis, tapi hanya atas dasar pandangan yang sempit bagi sebagian kecil orang saja," tambah Marco.

Intinya, menurut dia, semua pihak harus mau berubah bersama-sama. Dalam proses membangun kota, dibuat mengajak sebanyak mungkin orang untuk terlibat. Dengan begitu, orang-orang akan merasa memiliki.

Kemudian, jika masyarakat merasa memiliki, dengan sendirinya mereka akan berbuat yang terbaik untuk kotanya tanpa harus disuruh-suruh.

Selain itu, kata Marco, melibatkan banyak orang juga bisa dalam tahap pencarian ide. Semakin banyak ide, akan semakin memperkaya gagasan untuk membangun kota.

Dengan demikian, dari berbagai keahlian, masyarakat juga bisa saling mengimbangi dan tidak merasa dirugikan satu sama lain.

Dalam keadaan kritis, menurut Marco, akan berbahaya jika keputusan diambil atas dasar ide sendiri dan berpikir gagasan yang lainnya salah.

Jika pemimpin daerah bisa mendengarkan aspirasi masyarakatnya dan mengatakan ide itu salah, setidaknya dia akan memikirkan ulang.

"Tidak ada pendapat yang 100 persen salah. Kita harus saling membantu untuk jadi lebih baik," jelas Marco.

Kalau masyarakat merasa terwakili dalam suatu kebijakan, mereka pasti akan senang. Minimal, kata dia, masyarakat diajak untuk berpikir bersama.

Bagaimana masyarakat merasa senang, jika diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi saja tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com