Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Terus Tumbuh, Karawang Diincar Pengembang Besar

Kompas.com - 09/05/2016, 21:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi Kabupaten Karawang, Jawa Barat, semakin berkembang mengingat kawasan industri di daerah ini juga terus tumbuh. Padahal, dulu Karawang lebih dikenal sebagai daerah pertanian atau lumbung padi Nasional.

Saat ini, kawasan industri Karawang mulai banyak diisi oleh perusahaan mapan, baik dari dalam negeri maupun multinasional.

"Potensi pengembangan kawasan ini ke depannya terus berlangsung mengingat jumlah lahannya yang besar," ujar Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto kepada Kompas.com, Senin, (9/5/2016).

Perusahaan asing yang kian memenuhi kawasan industri Karawang salah satunya berasal dari Jepang. Perusahaan-perusahaan ini tentu membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.

Tidak hanya buruh, tenaga kerja yang dibutuhkan juga berasal dari level menengah ke atas hingga staf profesional.

Menurut Ferry, hal ini yang menjadi daya tarik bagi pengembang untuk membangun properti di Karawang.

Pasalnya, jika melihat keseharian pekerja profesional yang tinggal di Jakarta dan bekerja di Karawang, akan sulit untuk menyesuaikan waktunya.

Seperti diketahui, saat ini tidak ada jam-jam kosong di jalan tol sepanjang Jakarta-Karawang. Kondisi jalan tol dari Jakarta ke Karawang atau sebaliknya, sering mengalami kemacetan tidak hanya pada jam-jam tertentu.

"Melihat potensi dan populasi bertambah, menarik pengembang untuk mengembangkan kawasan residensial. Karena, captive market-nya ada," sebut Ferry.

Sekarang ini, lanjut dia, pembangunan apartemen juga mulai menjamur namun masih terkonsentrasi di daerah komersial. Dalam kata lain, apartemen banyak ditemukan di kawasan industri yang sudah jadi.

Hal ini disebabkan karena tidak banyak lahan yang jual, sehingga fokusnya di area komersial atau di lokasi premium.

Ferry melihat, ada beberapa rencana pembangunan atau bahkan apartemen yang sudah berdiri, mengincar potensi pasar sewa.

Mengingat, tenaga kerja ekspatriat dan tenaga ahli cenderung mencari hunian sewa di dekat kantor atau tempat kerja mereka.

Pengembangan township

Ferry menyebutkan, pertumbuhan industri ini mendorong pengembangan residensial juga. Permintaan akan datang dari para pekerja di kawasan industri tersebut.

Jika lokasi tempat kerja dekat dengan hunian dan didukung dengan fasilitas, maka kawasan tersebut menciptakan prospek baru.

Pengembangan dengan konsep township akan menguntungkan karena tidak hanya berisi residensial tetapi juga area komersial.

Salah satu pengembang besar yang akan masuk di daerah Karawang dan membangun dengan konsep ini adalah PT Summarecon Agung Tbk., (SMRA). Untuk pembangunan tersebut, Summarecon menyiapkan lahan seluas 75 hektar.

"Konsepnya sama (seperti proyek sebelumnya), township development, karena memang kami spesialis di pengembangan ini," kata Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi di Bursa Efek Indonesia, Jakara, Senin (9/5/2016).

Senada dengan Ferry, menurut Adrianto, Karawang menarik untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan township karena memiliki potensi industri.

Karawang kini semakin maju dan modern. Adrianto berharap, produknya bisa laku dan diterima oleh pasar Karawang.

Meski demikian, Adrianto belum bisa menyebut kisaran harga hunian atau komersial pada proyek anyar tersebut.

Selain township, berdasarkan riset Kompas.com, pengembangan apartemen juga sudah banyak dikerjakan. Sebut saja, Taman Sari Mahogany milik anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, yaitu PT Wijaya Karya Bangunan.

Pembangunan ini mencakup apartemen setinggi 27 lantai dengan jumlah 34 unit per lantai. Kisaran harganya, yakni Rp 250 juta-Rp 550 juta.

Apartemen ini terdiri dari 2 menara dengan total 800 unit untuk masing-masing menara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com