JAKARTA, KOMPAS.com - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan laporan keuangan kuartal pertama 2016 yang berakhir 31 Maret 2016. Perlemahan pasar properti masih terlihat dari pendapatan perusahaan.
"Kami belum terhindar dari perlemahan pasar properti yang tercermin pada hasil kuartal pertama ini," ujar Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, Toto Bartolomeus, Sabtu (30/4/2016).
Toto mengatakan, meskipun Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut, di tengah penguatan nilai mata uang rupiah, konsumen lebih suka menunggu sebelum memutuskan untuk membeli properti. Hal itu terlihat dari hasil keuangan perusahaan yang meraih pendapatan sebesar Rp546 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 553 miliar.
Untuk laba bersih kuartal pertama ini LPCK meraup sebesar Rp223 miliar. Adapun total aset perusahaan tumbuh 1 persen menjadi Rp5,54 triliun dari Rp5,47 triliun pada 2015 lalu.
Sementara itu, laba bruto LPCK untuk kuartal pertama ini menurun sebesar 16 persen yoy menjadi Rp280 miliar dari Rp333 miliar pada 2015. Hal tersebut, menurut Toto, dikarenakan penjualan lahan industri kerjasama operasi (KSO) di Delta Silicon 8 dengan profit marjin yang lebih tipis.
EBITDA juga menurun sebesar 20 persen yoy menjadi Rp242 miliar, sedangkan laba bersih menurun 19 persen menjadi Rp223 miliar dari Rp275 miliar untuk periode sama tahun lalu.
Sementara dari sektor hunian dan apartemen, pendapatan tumbuh 7 persen menjadi Rp194 miliar dari Rp181 miliar dibandingkan periode sama lalu. Capaian tersebut menyumbang 35 persen dari total pendapatan LPCK.
"Pendapatan dari divisi industri sebesar Rp176 miliar dan menyumbang 32 persen total pendapatan perusahaan," papar Toto.
Adapun pendapatan dari pengelolaan kota naik 12 persen menjadi Rp50 miliar dari Rp 45 miliar pada periode sama tahun lalu. Perolehan tersebut memberikan kontribusi sebesar 9 persen terhadap total pendapatan LPCK.
"Untuk pendapatan recurring naik 9 persen yoy menjadi Rp62 miliar. Ini menambah kontribusi sebesar 11 persen dari total pendapatan perseroan di kuartal pertama," ujar Toto.
Toto mengatakan, tahun ini strategi LPCK mencakup produk rumah tinggal dengan segmen menengah dan menengah atas yang akan diluncurkan pada semester kedua nanti. Pihaknya tetap akan berupaya fokus mengembangkan kawasan terintegrasi Orange County seluas 322 hektar. Nilai investasi mega proyek tersebut mencapai Rp 250 triliun.
"Ini sebagai proyek berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan perusahaan," ujarnya.
Saat ini LPCK terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 5,22 triliun atau setara 412 juta dollar AS 22 April 2016 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.