Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reklamasi Teluk Jakarta Dilanjutkan, Risikonya Bencana Nasional

Kompas.com - 20/04/2016, 17:07 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Reklamasi Teluk Jakarta masih memiliki kemungkinan yang sama besar untuk tetap dilanjutkan atau sama sekali dihentikan. Wahana lingkungan hidup Indonesia (Walhi) telah mengidentifikasi apa saja yang bisa terjadi ketika reklamasi Teluk Jakarta dilanjutkan.

"Reklamasi berpotensi menimbulkan dampak yang tidak kecil, bahkan cenderung mengarah pada bencana nasional di Jakarta, khususnya di Jakarta Utara dan sekitarnya," kata Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta, Puput TD Putra, kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2016).

Putra melanjutkan, bencana tidak hanya terjadi di Jakarta sebagai pusatnya, melainkan juga wilayah lain yang menjadi lokasi pengerukan pasir seperti Serang, Banten dan sekitarnya.

Dia menyebutkan bahwa reklamasi bisa membuat sungai yang mengarah ke Teluk Jakarta mengalami sedimentasi atau pendangkalan. Faktornya adalah pengurukan pembuatan pulau palsu menyisakan sedikit ruang antar pulau untuk laju air sungai di laut.

Hasilnya, lanjut Putra, sedimen yang ada semakin landai dan menghambat proses laju arus sungai ke laut sehinga sedimen yang terbawa di sungai mengendap dan membentuk pendangkalan sungai.

"Jika ditambah dengan kenaikan muka air laut tiap tahunnya dan logam berat dan bahan pencemar lainnya yang terbawa akibat pendangkalan sungai maka banjir besar akan melanda Jakarta," tambah Putra.

Singkatnya, banjir tersebut bisa terjadi karena laju air sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta tidak mengalir secara sempurna akibat pendangkalan dan ditambah dengan pasang air laut membuat air sungai tidak akan pernah sampai ke laut tetapi malah menggenangi Jakarta.

Putra mengatakan, hal itu bisa terjadi akibat proses pembuatan dan pengkajian analisis dampak lingkungan (amdal) yang ada kini hanya dilakukan oleh pengembang dengan bantuan konsultan dan restu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia menilai hal itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap komitmen pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.

"Pengkajian amdal secara parsial menyebabkan dampak penting secara nasional tidak akan terlihat dan dampak penting secara regional pun tereduksi menjadi dampak tidak penting yang menyebabkan perhatian pengembang terhadap dampak tersebut menjadi kecil bahkan diabaikan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau