Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Seniman Mendesain Kursi untuk Penderita Kanker

Kompas.com - 06/04/2016, 14:05 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 50 seniman berkolaborasi untuk mendukung para penderita kanker. Bentuk dukungan ini adalah berupa kursi klasik yang dihias.

Setiap seniman memiliki kisah sendiri yang dituangkan dalam kreasi pada sebuah kursi.

Kursi-kursi ini nantinya akan dijual atau dilelang kepada masyarakat luas. Dana yang diraup, akan digunakan untuk membantu pengobatan penderita kanker.

"Kursi sangat umum di hidup kita. Kursi juga ada di mana-mana. Kita biasanya menerima (kursi) begitu saja," ujar Founder Chairity Indonesia Ismis Iskandar saat konferensi pers di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Kursi, lanjut dia, adalah benda penting yang digunakan oleh semua orang, siapapun tanpa melihat dari mana ia berasal dan apa statusnya.

Benda ini juga digunakan pada semua keperluan, mulai dari saat bekerja, beristirahat, berkomunikasi, hingga saat makan.

Seringkali, kursi dianggap biasa dan tidak diperhatikan. Namun, berbeda halnya jika kursi tersebut adalah milik sendiri dan didekorasi secara khusus.

"Saya berpikir bagaimana menjual kursi, tapi kalau desain sendiri tidak bakal laku. Untuk itu, saya undang seniman, dan muncullah konsep ini," jelas Ismi.

Konsep tersebut adalah bagaimana menyatukan para seniman untuk mengekspresikan pengalaman mereka tentang penyakit kanker pada sebuah kursi. Konsep ini kemudian dilahirkan dengan nama Chairity.

Tahun ini, jumlah kursi yang dijual adalah 53 kursi. Seniman yang terlibat di dalamnya, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dunia. 

Chairity diselenggarakan pertama kali pada 2012. Acara perdana tersebut ternyata di luar
perkiraan, karena mendapatkan dukungan luar biasa, baik dari seniman maupun masyarakat luas.

Terdapat 35 buah kursi yang didesain oleh 25 seniman dari berbagai latar belakang. Lebih dari 120.000 dollar AS berhasil dikumpulkan dari penjualan kursi, dan 78 persen hasilnya diberikan kepada penerima tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com