Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditemui di sela kunjungannya ke lokasi proyek pembangunan Tol Cisumdawu pada Kamis (17/3/2016), mengatakan kejadian itu tidak akan menghambat pembangunan di Papua.
"Tentunya kami sangat berduka. Tapi pembangunan akan tetap berjalan. Kami tidak takut dengan hambatan yang terjadi," sebut Jokowi.
Sebelumnya, lanjut Jokowi, juga sempat ada penyanderaan, namun bukannya menghambat justru makin membuat pembangunan di Papua terus berlanjut.
Pembangunan di Papua dinilai sangat penting oleh Jokowi. Oleh karena itu, dia meminta pihak keamanan untuk memperketat penjagaan di lokasi pembangunan.
"Saya sudah perintahkan semua tim keamanan untuk meningkatkan kekuatannya di sana. Meningkatkan penjagaan. Supaya pembangunan terus berlanjut. Kawal terus pembangunan yang dilakukan," jelasnya.
Selain menembak mati empat orang, kelompok bersenjata tersebut juga membakar satu eskavator dan bulldozer yang digunakan untuk pembangunan Jalan Trans Papua.
Pimpinan PT Modern Cabang Jayapura, David Johan saat ditemui mengatakan, pihaknya akan mengatur pemberian santunan bagi para korban.
"Rencananya Yohanis, salah satu korban, akan diterbangkan ke kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan dan tiga korban lainnya dimakamkan di Kampung Tablasupa, Kabupaten Jayapura," kata David.
Dia menuturkan, para korban telah bekerja untuk pembuatan jalan Sinak ke Mulia sejak tahun 2015 lalu.
"Total jalan yang dikerjakan sepanjang 40 kilometer. Namun, kami hanya mengerjakan sepanjang 4 kilometer pada tahun ini. Pasca kejadian ini, kami masih menanti instruksi dari kantor pusat untuk kembali mengerjakan proyek itu," ujar David.
Juru bicara OPM, Sebby Sambom menyatakan, pihaknya berada di balik aksi penembakan empat pekerja PT Modern.
"Kami berharap dengan aksi ini pemerintah Indonesia dapat membuka jalur dialog untuk membicarakan kemerdekaan Papua," ungkap Sebby.