Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Bandung Kota Kreatif, Bukan Soal Museum dan Transportasi!

Kompas.com - 10/02/2016, 14:02 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kritik Andre Vltchek terhadap penetapan Bandung sebagai kota kreatif dunia ada pada minimnya museum di kota itu. Namun, hal itu justru dibantah oleh pengamat perkotaan Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriatna.

"Museum itu nyatanya sepi, enggak ada interaksi. Memang, kita bisa dapat banyak ilmu sejarah kota di sana, tapi karya itu sendiri cuma saksi bisu. Paling penting itu justru masyarakatnya yang menjalani kehidupan nyata di Bandung, ketika kreativitas bisa mendukung ekonomi yang ada," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2016).

Andre mengkritisi Bandung karena saat ini kota itu belum punya cukup bioskop dan museum seni yang layak. Saat ini di Bandung tercatat hanya memiliki enam museum, yakni Museum Sri Baduga, Museum Geologi, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit, Museum POS Indonesia, dan Museum Barli.

Yayat sendiri punya pandangan lain, Menurut dia, jika bioskop dan museum seni yang Andre maksud itu nantinya hanya akan mengkultuskan karya individu tertentu. Sebaliknya, Bandung bukanlah kota dengan karakteristik seperti itu.

"Yang penting bukan hasil kreativitas individu yang besar, tapi lebih kepada kreativitas kelompok," tambahnya.

Selain kritik terhadap museum, Andre juga mengkritisi minimnya transportasi umum dan infrastruktur transportasi Bandung. Dia juga mempertanyakan cara Bandung tanpa kereta bawah tanah, tanpa jaringan kereta super sibuk, tanpa trem, dan tanpa underpass seperti Bandung bisa menjadi kota kreatif menurut UNESCO.

Kritik Andre tersebut tak terlepas dari latar belakangnya yang hidup di kota-kota besar Eropa dan Amerika Serikat (AS). Karena itu, dia membandingkan kota-kota tersebut dengan Bandung.

Menanggapi hal itu, Yayat menyebut bahwa yang dilakukan Andre adalah perbandingan yang sia-sia. Pasalnya, Bandung sangat berbeda dengan kota-kota di Eropa dan AS pada umumnya.

"Bandung memang punya kesemrawutan lalu lintas tersendiri, dan itu bukan seperti kota-kota di Eropa, karena sejarahnya kita ini dibentuk oleh negara-negara yang ke arah kapitalis. Jadi, jangan bandingkan dengan negara Eropa, jangan dibandingkan apple to apple," katanya.

Bandung sebagai kota kreatif dunia dilihat Yayat sebagai bentuk penghargaan bagi masyarakat Bandung yang selama ini banyak menciptakan usaha ekonomi kreatif, bukan dari banyaknya museum atau transportasi umum serta infrastrukturnya.

"Kearifan lokal masyarakat Bandung memunculkan ekonomi kreatif. Jadi, bukan hanya karena pendidikan saja, karena pendidikan memunculkan ekonomi formal. Sebaliknya, kearifan lokal mampu mendatangkan ekonomi kreatif," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau